Fatimah langsung saja berlari meninggalkan kantor milik Rido. Kenapa dia merasakan akit yang teramat sakit.
padahal dia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun, bahkan sebuah hubungan pun belum jelas. lalu kenapa hatinya begitu sangat sakit?
Setelah keluar dari kantor Rido, Fattimah tidak langsung pulang. ia justru menyendiri di sebuah taman kota. Mungkin saja dengan berada di tempat ramai rasa sakit di hatinya bisa sedikit berkurang.
Fatimah menyeka air mata yang terus mengalir dari kedua matanya. Demi ingin menjawab atas pernyataan Rido yang ingin menikahinya, kini justru harus kandas. Layu sebelum berkembang, ya mungkin pribahasa itu sangat cocok dengan apa yang ia alami sekarang.
"Fatimah, kamu kuat! Jangan cengeng kaya gini. Mungkin kamu terlalu berharap hingga saat melihat rido dengan wanita lain aku langsung merasa sakit hati. Fatimah, jadi mulai sekarang jangan pernah kebaperan, jangan pernah percaya terhadap gombalan lelaki."
Fatimah terus saja bermonolog sendri, ia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
Saat merasa tenang, dan tidak ada gunannya terus saja mengingat kejadian tadi, Fatimah memilih untuk kembali ke kantor, ia lebih baik melanjutkan kerja. kalau bisa malam ini ia kan minta lembur.
Saat langkah kakinya menyusuri trotoar. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di samping tubuhnya. Hal ini membuat Fatimah menghentikan langkahnya. Ia ingin tahu siapa orang yang ada di balik mobil itu.
Saat kaca jendela dibuka, alangkah terkejutnya Fatimah karena melihat atasannya memergoki dirinya yang masih ada di luar. Fatimah tahu waktu efektif kerja tinggal beberapa menit lagi.
"Naik!" Titah atasan Fatimah itu.