Kusia-siakan Istriku Gara-gara Maharnya Banyak

Benang Biru
Chapter #4

4. Rahasia Aina yang Disembunyikan

Jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi namun alarm di kamar Aina sudah berbunyi. Ia harus mengepel lantai dan membersihkan kamar mandi sebelum menyediakan sarapan pagi.


Aina menyeka matanya yang terasa begitu berat namun Azam sudah menendang punggung Aina karena alarm tidak kunjung dimatikan oleh wanita cantik itu.


"Udah tahu ribut, malah dibiarkan," gumam Azam lalu menarik selimut kemudian menutup lagi kepalanya.


Pagi-pagi baru terbangun dari tidurnya Aina sudah mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya hingga dadanya terasa begitu sesak. Jika waktu dapat diputar kembali mungkin Aina tidak ingin mengenal laki-laki yang kini menjadi suaminya.


Tanpa menghiraukan apa yang terjadi Aina bergegas masuk ke dalam kamar mandi lalu menyikat toilet dan membersihkan bak air sebelum ia mandi. Untung saja Aina tak harus menguras bak air tanpa harus membuang airnya, tips ini ia dapatkan dari sosial media.


.


Aina keluar dari kamar mandi dengan aroma sabun yang semerbak, seketika Azam terbangun dari tidurnya.


"Kamu pakai sabun aku?" tanya Azam pada Aina yang masih mengenakan handuk.


"Sedikit, Bang. Hanya satu tetes," terang Aina sambil memeragakan jarinya pertanda ia hanya memakai sedikit sabun cair milik suaminya itu.


"Sabun milikku mahal, kenapa kamu pakai? Bukannya kamu ada aku kasih uang kemarin?" Emosi Azam mulia meninggi.


"Udah kepakai buat bayar taksi ibu kemarin, Mas. Sisanya udah buat beli keperluan si kembar, itu pun ga cukup untuk beli pempers," ungkap Aina membuat Azam memutar bola matanya malas.


Azam begitu malas saat Aina menjelaskan panjang lebar tentang pengeluaran yang dipakai oleh Aina karena menurut Azam Aina begitu boros sebab yang membelanjakan keperluan dapur semuanya adalah ibunya walaupun uang berasal dari Azam semuanya.


Kepercayaan memegang uang belanja bulanan beralih pada Intan semenjak ia tinggal di rumah mereka. Sejujurnya Aina tak setuju tapi ia terpaksa diam saat Azam mengatakan Aina tidak ada hak atas rumah ini.


"Bnyak bicara ya kamu?! Aku bilang tidak usah pakai ya tidak usah. Jangan banyak drama lagi, sudah cukup drama beberapa tahun lalu dengan mahar seperti anak pejabat padahal hanya anak babu," ucap Azam seraya menatap sinis lalu bangkit dari duduknya.


Wanita yang terlihat begitu kurus itu terdiam lalu menatap jemarinya yang masih berhiaskan cincin dua gram emas yang dipakaikan oleh Azam pada hari akad nikah berlangsung, Aina menyentuh dadanya yang terasa nyeri.


Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya sikap Azam berubah seratus persen sejak kehadiran mertuanya ke rumah ini. Andai boleh memilih Aina ingin segera meminum racun saat ini tapi ia kembali berpikir pada dua putranya yang masih begitu membutuhkan kasih sayang darinya.


Tergesa Aina mengenakan pakaiannya setelah ia memandang kedua putranya sesat. Langkah Aina semakin cepat saat mendengarkan decitan pintu dari kamar tamu.


Benar dugaannya Erlan bangun lebih awal untuk alasan ke kamar mandi karena kamar tamu tidak dilengkapi kamar mandi.

Lihat selengkapnya