KUTITIPKAN RINDU INI

DENI WIJAYA
Chapter #9

FRAME #9

 Suatu siang di hari Minggu, Romi mengambil gambar berbagai kegiatan dan obyek-obyek foto di sekitar pasar besar Malang, semua orang yang lewat, para pedagang yang menanti pembeli datang dengan menggunakan kamera kesayangannya. Hingga sesuatu yang tidak terduga itu terjadi. Di antara banyak orang-orang lewat sambil tertawa ria, Romi melihat sosok gadis yang dikenalnya, Tasya.

“Tasya!” panggil Romi.

Mendengar panggilan itu, Tasya menoleh sambil tersenyum indah dengan tampang agak sedikit bingung dan ragu mencari sumber suara itu. 

“Ma, siapa yang menyapaku itu? Aku seperti mengenal suara itu, tapi dimana ya?“ tanya Tasya kepada Bu Ellen.  

“Mana mama tahu, kenal saja tidak ...,“ jawab Bu Ellen sambil menoleh mencari sumber suara itu berasal.

“Hei Tasya!“ kembali suara itu menyapanya. Dan tiba-tiba Romi sudah hadir dihadapan mereka.

“Kak Romi, mengagetkanku saja. Sedang apa di pasar besar?” tanya Tasya.

“Biasa lagi cari momen-momen terbaik untuk kuikutkan kompetisi fotografi internasional. Hitung-hitung sambil melatih keahlian bidikan kameraku hehe ...,” jawab Romi.

“Ma, kenalkan ini Kak Romi, kakak tingkat di kampus,” kata Tasya.

“Bu, perkenalkan saya Romi,” ucap Romi memperkenalkan dirinya pada Bu Ellen.

“Kak Romi, tapi kok cari obyek fotonya di pasar besar sih? Bukan di tempat-tempat indah seperti di air terjun, gunung ataupun aneka satwa?” tanya Tasya lagi.

“Karena temanya tentang kehidupan yang termarginalkan seperti kaum pinggiran!” jawab Romi.

“Kak, gimana kalau aku saja yang dijadikan obyek foto?” seloroh Tasya dengan tersenyum.

“Hehe ... boleh juga, seperti foto model kali ya. Tasya, kamu memang cocok kok jadi model, kamu cantik!” puji Romi.

“Wah ... jadi tersanjung nih. Jadi malu,” sahut Tasya.

“Kalau boleh tahu sedang apa kamu di pasar?” Romi balik bertanya.

Lihat selengkapnya