KUTITIPKAN RINDU INI

DENI WIJAYA
Chapter #10

GLOOMY #10

Pagi yang cerah, hangat mentari yang bersinar dan sejuk embun di pagi hari, membuat semangatnya untuk berangkat ke kampus semakin bertambah. Kali ini dia harus berangkat sendiri tanpa Tasya. David semakin mempercepat langkahnya menuju gedung E4, seperti biasanya dia seringkali harus berpacu dengan waktu agar tidak terlambat.

Lima jam sudah dengan tiga mata kuliah dia ikuti dengan penuh konsentrasi. Seusai kuliah, bergegas dia meluncur ke arah sekretariat Badan Dakwah Masjid yang kebetulan berada dalam satu kawasan dengan masjid besar yang ada di kampus.

Masih belum jauh beranjak dari gedung E4, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang memanggilnya.

“Vid ... David, tunggu ...!” panggil Totok.

Mendengar namanya dipanggil, David sontak menghentikan langkah kakinya. Sejenak dia menunggu Totok yang setengah berlari menghampirinya.

“Vid, kamu mau kemana? Kulihat beberapa minggu terakhir ini kamu sibuk sekali dan jarang kumpul sama teman-teman, tidak seperti David yang kukenal sebelumnya?“ tanya Totok.

“Nggak kok, aku tetap David seperti yang dulu, ah kamu ini ada-ada saja, memangnya apa yang berubah denganku hehehe ...,“ seloroh David.

“Vid, kamu ini sahabatku, kenapa sih kamu tidak mau mengatakannya. Biasanya kamu sering curhat sama aku, tapi kenapa kini kamu menyimpan masalahmu sendirian. Vid, jujurlah padaku apa yang membuatmu seperti ini? Karena ayahmu ya?“ Totok mencoba untuk mencari tahu.

“Ya begitulah, kamu pasti sudah mengerti. Dulu waktu ayah kandungku masih hidup, nggak seperti saat ini. Ibuku masih terlihat ceria dan periang. Suasana dalam keluarga terasa hangat tapi kini semuanya berubah …,“ jawab David sambil mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya cepat.

“Ayah tirimu masih sering mabuk-mabukan dan mengasari ibumu ya?“ tanya Totok menebak.

David hanya menganggukkan kepalanya, “Aku sendiri juga tidak tahu apa namanya ini, KDRT kali ya.“

"Maaf, atau mungkin kamu laporkan saja ke polisi?“ seloroh Totok penasaran.

"Tok ... Tok ... jika lapor polisi, masalahnya akan semakin rumit. Aku juga nggak ingin menyakiti hati ibuku. Terkadang aku ingin mencoba melawan ayah tiriku tapi ibu juga nggak membiarkanku melakukannya!" balas David.

"Kalau seperti ini juga sulit juga ya, aku jadi ikut bingung dengan ayah angkatmu itu. Seharusnya beliau bersyukur ada seorang perempuan yang mau menerimanya, yaitu ibumu itu!" kata Totok.

"Jangankan kamu, aku sendiri juga bingung apa yang seharusnya kulakukan? Huft! Sudah sementara ini aku nggak ingin membahas tentang ayah tiriku, nanti ujung-ujungnya membuatku galau dan emosi!“ gerutu David.

"Iya, jika aku berada di posisimu, aku mungkin tidak sabar sepertimu. Mungkin juga aku bisa duel!" sahut Totok.

"Vid, ngomong-ngomong, bagaimana dengan Tasya, apa kamu sudah mengatakan perasaanmu padanya?" tanya Totok tiba-tiba.

David hanya menggeleng.

“Wah, payah kamu ini. Suka pada perempuan kok hanya diam saja, nggak berani mengatakannya, mana dia tahu. Kamu ini aneh. Apa aku yang harus mengatakannya pada Tasya biar dia tahu bahwa kamu sangat menyukainya?” tanya Totok.

“Jangan Tok, nanti saja, suatu saat nanti pasti dia juga akan tahu, Tok!” jawab David.

“Kelamaan Vid!” sahut Totok.

David tidak memberikan jawaban apa pun, sepertinya dia sedang bimbang, ”Tok, dulu aku pernah sempat ngomong pada Tasya, tapi justru dia hanya tertawa, dia kira aku bergurau dan ada-ada saja, aku jadi bingung. Tok, dia hanya menganggapku sebagai sahabat, nggak lebih.”

“Tapi apakah kamu merasa dia masih memberimu harapan?“ cecar Totok.

Lihat selengkapnya