Liburan akhir semester pun tiba. Sebagai kelanjutan dari kegiatan OSPEK, maka panitia OSPEK fakultas teknik mengadakan kegiatan kemah selama empat hari. Kali ini kemah akan dikonsentrasikan di bukit Panderman, wilayah Kota Batu, Malang. Selain kegiatan kemah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru juga sebagai bentuk kegiatan bakti sosial kampus.
David bersama beberapa orang panitia lainnya sudah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk transportasi dan akomodasi selama kemah. Untuk meninjau lokasi, David bersama beberapa panitia dalam kelompok kecil berinisiatif untuk berangkat duluan menuju lokasi. Sesampainya di kawasan bukit Parderman, mereka bergegas mengecek lokasi dan mengurus semua keperluan administrasi dan ijin untuk berkemah dari kelurahan dan kepolisian setempat.
Saat itu senja mulai menjelang di kaki bukit Panderman, David bersama beberapa panitia baru saja selesai mendirikan tenda. Ketika sayup-sayup dari jauh, David mendengar canda serombongan peserta diklat bersama beberapa panitia yang lain, mendekati lokasi kemah, dimana David dan beberapa panitia OSPEK terlebih dulu mendirikan tenda.
Tak perlu waktu lama, mereka pun telah sampai di tempat yang telah ditentukan untuk mendirikan tenda. Beberapa dari mereka menyapanya yang kebetulan sedang berdiri di luar tenda. Setelah semuanya berkumpul, sebelum mereka mendirikan tenda, Totok memberikan sedikit pengarahan kepada kelompok yang baru datang.
“Tasya, gimana.... capek ya?“ tanya David sambil menyodorkan botol air mineral kepada Tasya.
“Ya lumayan capek nih… Vid, maklum sudah lama aku tidak mendaki… hehe…” jawab Tasya sambil menerima botol air mineral itu.
“Terimakasih Vid,” lanjutnya.
“Yayuk mana?” tanya David.
“Tuuh…. di sana sama Gunawan, lagi memberi pengarahan mahasiswa baru!” jawab Tasya.
“Kamu kan satu rombongan dengan Yayuk?” tanya David lagi.
“Iya, sama Agus dan Gunawan,” jawab Tasya.
“Vid, gimana apa semuanya sudah beres?” tanya Tasya balik bertanya.
“Alhamdulillah sudah beres, bahkan Lurah di sini sangat mendukung kegiatan kita!” jawab David.
“Syukurlah kalau begitu..” sahut Tasya.
“Vid, aku mau ikut mengecek semua perlengkapan rombonganku dulu !“ kata Tasya.
“Iya, kalau ada perlu apa-apa tinggal bilang saja ya... “ balas David sambil mengiringi kepergian Tasya dari hadapannya.
Kurang lebih 50 meter dari tenda David berdiri, beberapa kelompok mulai membongkar barang dan mendirikan tenda yang terbagi dalam delapan kelompok yang mewakili masing-masing jurusan. Beberapa dengan mudah dan cepat telah menyelesaikan tendanya. Tapi David melihat ada salah satu kelompok yang nampak kesulitan mendirikan tenda. Sebagai seorang panitia, dia pun sedikit berinisiatif, barangkali mereka membutuhkan bantuan. Secara kebetulan kelompok yang sedang kesulitan mendirikan tenda itu adalah kelompoknya Andini.
“Permisi, maaf barangkali ada yang bisa aku bantu,” kata David dengan sedikit canggung mencoba menawarkan bantuan kepada mereka.
“Iya nih Kak David, frame tenda kami sepertinya patah, jadi tidak bisa digunakan,” jawab seorang dari mereka dengan ramah.
“Sstt.. Din, ada Kak David tuh..” bisik Yuli kepada Andini.
“Mana?” sahut Andini sambil bola matanya melirik mencari sosok David.
“Itu lagi ngomong sama Ami. E… Din dia kemari!” celetuk Yuli.
“Din, ada yang bisa aku bantu, kata Ami.. frame nya patah ya?” tanya David.
“I.. iya nih Kak,” jawab Andini yang masih disibukkan dengan frame tenda.
“Coba kulihat dulu!” ucap David sambil mengambil alih frame yang dipegang mereka.
Dan tak sengaja David memegang tangan Andini. Saat itu juga, jantung Andini berdegup semakin kencang, berdebar dan bergemuruh gejolak perasaan hingga membuatnya salah tingkah.