15 tahun yang lalu...
Sudut pandang David
Akhirnya... Perang usai...
Tidak perlu lagi aku mengangkat senjata.
Tidak perlu lagi darah-darah orang tak bersalah ditumpahkan...
Akhirnya kami semua bisa hidup dalam damai...
Perang antara Dragnite dan Ceres yang sudah terjadi bertahun-tahun...
Kini sudah usai...
“Kita... Kita... Sudah tidak perlu mengangkat senjata lagi!”
“Kita... Sudah bebas!!”
Sorak sorai prajurit yang begitu gembira menyambut usainya peperangan.
Kujatuhkan pedangku.
Tak kurasa air mataku juga ikut menetes.
“Akhirnya... Aku bisa pulang...”
Elena... Terima kasih sudah menungguku selama ini.
Sebentar lagi... Sebentar lagi... Aku akan pulang.
Kita bisa menjalani hidup yang damai di Arcto...
Anak kita, Arthur... Sudah berapa usianya sekarang...?
“Tunggu aku...”
Malam itu kami berpesta besar-besaran.
Kami semua mengeluarkan seluruh persediaan makanan yang masih tersimpan di gudang.
Rekan-rekanku semua menari di sekitar api unggun.
Alkohol menjadikan malam ini semakin hidup.
“Hei...”
Seseorang menghampiriku.
Oh, Owen toh.
“Senang ya, perang ini usai begitu saja.”
“Begitulah...”
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau tahu sesuatu Vid?”
“Dari yang kudengar dari atasan, katanya ada satu orang Dragnite yang berhasil menemukan artefak atau apalah itu.”
“Jadi begitu... Berarti benar kalau memang kita yang mencuri artefak mereka ya? Aku jadi merasa bersalah sekarang pada orang-orang Ceres.”
“Hah, bisanya kau ngomong begitu. Padahal kau yang paling semangat membantai mereka semua kemarin.”
“Yah... Itu kan kemarin. Mereka juga tidak segan-segan menyerang kita.”
“Memang, ya itulah namanya perang. Kita hanya menjadi baik pada orang yang kita anggap sekutu. Kalau musuh, pasti kita tidak segan-segan menghabisi mereka.”
“Ya, memang benar sih. Tapi sekarang aku juga berpikir... Mereka juga pasti sama dengan kita. Punya keluarga, sahabat, dan orang-orang yang ingin mereka lindungi.”
“Ya... Pasti mereka juga begitu...”
Kami pun terdiam.
Sesekali kutenggak Dragon Tear yang kugenggam di tanganku.
“Setelah ini... Apa yang akan kau lakukan?”
“Setelah ini...? Mungkin aku akan pulang ke Arcto. Istri dan anakku pasti sudah menungguku.”
Mendengar perkataanku, Owen menjatuhkan gelasnya.
“Hei, kau kenapa?”
Wajah Owen seperti terkejut.
“David... Kau belum dengar...?”
“Mendengar apa?”
“Arcto... Sudah hancur...”
Hah?
Ngomong apa dia?
Arcto dan Castella itu beda lho.
Kalau Castella aku tahu, kota itu sudah jatuh karena serangan Ceres.
Masa Arcto juga...?
“Kau ini ngomong apa sih. Nggak lucu tahu.” Kataku sambil menyeruput minuman.
Owen berdiri.
“Sekitar seminggu yang lalu... Aku mendengar dari atasan kalau Arcto sudah jatuh... Kau... Sungguh-sungguh belum dengar...?”
Kulihat tatapannya, wajahnya terlihat tidak sedang bercanda.
“Itu... Sungguhan...?”