Setelah dua hari kami melakukan perjalanan, kami pun sampai di tempat yang kami tuju.
Arcto...
Setidaknya yang tersisa darinya.
Berita itu benar.
Arcto sudah hancur.
Yang tersisa darinya hanyalah puing-puing bangunan tercecer di mana-mana.
Kulihat pula beberapa orang berlalu-lalang di situ.
Kondisi yang sangat memprihatinkan.
Orang-orang ini kehilangan rumah, harta benda dan sanak saudaranya.
“Pakaian itu... kalian dari militer?”
Seseorang menyapa kami dari belakang.
Kami menoleh.
Bajunya seperti seragam militer, tapi tidak dengan kelengkapan lainnya.
Ia memakai topi fedora berwarna hitam.
“Siapa kau...?” Tanyaku pada orang itu.
“Ah, maaf. Namaku Alvaros. Aku di sini ingin melihat kota ini. Tapi sepertinya berita yang beredar itu memang benar. Di sini tinggal puing-puing.”
Orang itu terlihat muram saat mengatakannya.
“Kau tidak apa-apa?” Kali ini Owen yang bertanya padanya.
“Oh, nggak papa kok, mungkin hanya lelah karena perjalanan jauh. Oh iya, kalian ini prajurit kan? Apa kamp kalian ada di sekitar sini? Dari tadi aku tidak melihat kamp militer di manapun.”
“Tidak, kamp kami jaraknya sekitar 2 hari dari sini.”
Mendengar jawabanku, ia terbelalak.
“2 hari!? Lalu kalian ngapain ada di sini? Memangnya sekarang patroli dilakukan sampai sejauh itu ya?”
“... Aku ingin memastikan keadaan keluargaku.”
Apa orang ini tahu sesuatu?
Dia tampak seperti prajurit tapi tidak mengenakan perlengkapan seperti armor dan senjata.
Siapa dia ini?
“Ah... Keluargamu tinggal di kota ini?” Ia bertanya padaku.
Aku mengangguk pelan.
“... Maafkan aku...”
Kenapa ia meminta maaf?
Memangnya dia ini siapa sih?
Kami sama sekali tidak pernah bertemu sebelumnya.
Lalu untuk apa ia meminta maaf?
“Karena akulah kota ini menjadi seperti ini.”
Maksudnya?
Aku tidak paham.
“Apa maksudmu?”
Alvaros menghela napas berat.
Ia nampak menyesal.
Tapi apa yang diperbuatnya?
“Jadi begini...”
Alvaros menceritakan semua yang ia lalui.
Semua yang ia lakukan.
Semua yang terjadi mengapa kota ini bisa jatuh.
Yang paling membuatku terkejut adalah...
Dia ini adalah orang yang berhasil mengakhiri perang.
Orang Dragnite yang berhasil menemukan artefak Ceres yang hilang.
Ia juga menceritakan mengenai artefak itu.
Owen terdengar lega setelah tahu bahwa artefak itu benar-benar tidak dicuri oleh Dragnite.
“Jadi begitulah ceritanya.”
Tadinya, aku ingin menghajar orang ini karena dialah penyebab Arcto jatuh.
Apalagi saat itu dia malah memadu rasa dengan seorang wanita.
Tapi, setelah mendengar cerita lengkapnya, aku bisa memahaminya dan tak bisa menyalahkannya.
“... Baiklah. Terima kasih sudah mau berbagi kisah dengan kami. Sekarang aku harus pergi untuk mencari keluargaku... Setidaknya yang tersisa dari mereka.”
“Biarkan aku membantumu.”
“Terima kasih.”
Kami bertiga lalu pergi menuju reruntuhan rumahku.
Semuanya runtuh dan rata dengan tanah.
Aku sampai sulit mengenali jalanan kota ini.
Berkali-kali kami salah tempat.
Namun akhirnya aku bisa mengenali rumahku.
Di hadapan kami...
Sebuah puing-puing rumah yang tak terlalu besar.
Terbayangkan olehku pemandangan saat rumah ini masih berdiri.
Aku berjalan masuk.