Kami berlima kembali ke tempat ayah dan yang lainnya bermalam, ternyata tidak jauh dari tempat tadi, hanya lumayan tersembunyi.
Kuda dan keretanya masih lengkap, berikut pula kusirnya.
Pak kusir menyambut kami dengan wajah masam.
“Sudah?” Tanya pak kusir itu.
Ayah mengangguk.
“Lekas kita pergi kalau gitu.”
Kami bersiap untuk pergi, semua bawaan yang masih ada di situ kami bereskan lalu kami naik ke kereta kuda.
Kami pun melanjutkan perjalanan.
“Jadi... Bagaimana denganmu sekarang?” Tanya David pada Paman Yaroslav.
“...” Paman Yaroslav terdiam.
Sepertinya hanya aku di sini yang tidak paham situasinya.
“Anu... Paman Yaroslav...”
Paman Yaroslav menengok ke arahku.
“Sebenarnya... Apa yang terjadi? Siapa paman sebenarnya? Lalu Sofia punya hubungan apa dengan paman?”
Paman Yaroslav menghela napas panjang.
“Kami ini ksatria kudus...”
Oke, tidak terlalu mengejutkan.
Paman Yarsolav tersenyum pahit.
“Reaksimu sama dengan ketiga orang ini. Kalian ini benar-benar orang yang unik ya.”
Setelah itu Paman Yaroslav menceritakan mengenai dirinya dan Sofia.
“Kami berdua adalah anggota kelompok yang ditugaskan untuk memberantas bandit yang berada di dekat Kota Balmoral. DI negeri ini, mungkin satu-satunya kota yang tidak punya pasukan reguler seperti kota-kota lain hanya Balmoral. Semua urusan keamanan diserahkan kepada ksatria kudus.”
Aku mulai mengerti kenapa waktu aku masuk Balmoral, para prajurit di sana menggunakan salam khusus.
“Saat itu, kelompok kami berhasil mengusir beberapa kelompok bandit yang berada di sekitar Balmoral. Hanya saja, ada satu kelompok yang sedikit berbeda.”
Paman Yaroslav menjeda ceritanya.
“Kelompok ini... Jauh lebih lemah daripada kelompok bandit yang lain. Mereka bergerak secara serampangan, tanpa strategi sedikitpun. Saat kami bertemu dengan mereka, ada satu hal yang kurasakan dari mereka: keputusasaan. Pemimpin mereka, Branimir adalah orang yang kuat, tapi dia sangat lemah saat anak buahnya dalam bahaya.”
Aku teringat saat Branimir hendak mengantarku, dia memilih untuk pergi sendirian. Dia bilang supaya tidak mencurigakan. Tapi, apa mungkin karena dia khawatir dengan bawahannya?
“Saat itu, aku tidak terlalu peduli pada sikap Branimir. Bagiku, para bandit adalah pengusik ketenangan dan keamanan rakyat, maka harus diberantas. Kawanan Branimir akhirnya berhasil kami lumpuhkan dan kami tangkap.”
“Kami lalu menginterogasi kawanan tersebut mengenai keberadaan kawanan bandit lain. Saat itu yang bertugas adalah Sofia...”
Saat menyebut namanya, senyum di wajah Paman Yaroslav lenyap.
“... Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi keesokan hari setelah Sofia menginterogasi mereka, kawanan bandit Branimir menghilang dari penjara, Sofia pun turut menghilang.”