Iik... Iik... Iik...
Sayup terdengar erangan di tengah malam. Suara seperti orang terhimpit tiga karung semen berusaha menyingkirkan semen itu hingga ia meringis menjerit berkali-kali.
Teng... Teng... Teng...
Jam kayu berbentuk Rumah Gadang di ruang tengah berdentang dua belas kali menandakan bahwa waktu saat ini telah berada di pertengan malam. Iqbal terbangun mendengar suara aneh. Suara yang selama ini belum pernah ia dengar. Ia duduk melirik jam weker menyerupai kepala Naruto menganga dan menjulurkan lidah di samping tempat tidur menunjukkan pukul 12 lewat 7 menit. Ia diam sejenak memasang dan membesarkan telinganya ingin mendengar sekali lagi suara apa di tengah malam yang telah berani menganggu tidurnya.
Iqbal kaget ia mengenal suara itu. Itu suara Yudi dari kamar sebelah. Iqbal bergegas memakai baju dan celana sebab ia tidur setengah telanjang kemudian berlari mencari sumber suara. Ia menarik gagang pintu tapi pintu tidak bisa dibuka. Pintu itu terkunci rapat. Ia menggedor-gedor pintu sekuat hatinya.
"Yudi kamu tidak apa-apa Yud?"
"Aku sudah hampir mati" Yudi menjawab pelan. Iqbal mengayug-ngayuh gagang pintu. Keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Ia cemas terjadi sesuatu pada Yudi.
"Kenapa pintunya terkunci?"
"Aku menguncinya dan sekarang tidak bisa membukanya" Iqbal kesal sekaligus tegang tidak tahu apa yang tengah terjadi di dalam sana ia berlari ke kamarnya mengobrak-abrik isi lemari seperti maling mencari barang berharga. Ia tersenyum menemukan sebuah kunci dengan gantungan berbentuk boneka Naruto dan kembali menuju kamar Yudi menyorongkan kunci itu ke lubang kecil di sela-sela gagang pintu.
Iqbal terperanjat mendapatkan Yudi dalam keadaan telungkup di lantai tidak bergerak sedikit pun hanya bola matanya berputar kesana-kemari. Nafasnya satu-satu berhembus pelan. Iqbal mencoba membalikkan tubuh Yudi.
"Aaa... Jangan sentuh aku, rasanya seluruh badanku remuk, anggota tubuhku tidak dapat digerakkan tapi menimbulkan rasa sakit."
"Apa kamu mengalami Sleep Paralysis?" Sleep Paralysis atau kelumpuhan tidur adalah keadaan ketidakmampuan bergerak ketika tidur maupun bangun tidur. Iqbal bingung harus melakukan apa terhadap Yudi sebab disentuh sedikit saja Yudi berteriak sekencang-kencangnya semacam anak kecil menjerit dan meronta saat lukanya diobati.
"Bukan Bal, ini gara-gara sapi gilamu itu."
"Siapa yang menyuruhmu memukul pantat sapi?" Iqbal membangunkan Yudi pelan-pelan dan pasrah membiarkan telinganya berdengung menampung teriakkan Yudi yang menggelegar. Mau tertawa tapi ia kasihan, kalau tidak tertawa ia merasa keadaan itu sangat lucu.
Di tempat lain kira-kira satu kilometer dari rumah Iqbal tampak Dinda bolak-balik dari dapur menuju kamar Makwo membawa piring kecil berisi makan-makanan manis. Malam ini Kasiarni kembali kejang-kejang hingga seisi rumah kewalahan menghadapinya. Karmila memeluk dan menepuk-nepuk bahu Amaknya itu.
"Kenapa Uda Suhendra belum pulang juga padahal ini sudah lewat tengah malam?"