Kutukan Cinta Pertama

Ai Bi
Chapter #10

GADIS KECIL HENDAK KAWIN

Kampung Panyalai mengeluarkan aroma harum. Aroma yang keluar dari berbagai jenis bunga. Disetiap rumah di kampung Panyalai ditumbuhi bunga-bunga cantik ada yang berbunga tapi ada pula yang tidak berbunga hanya daun-daunan saja. Seluruh negeri kini sedang mengilai tanaman hias apalagi daun keladi yang dulu merupakan tanaman liar dan tidak diacuhkan tapi sekarang tumbuhan itu menjadi tanaman paling dicari. Sampai-sampai kemarin ada emak-emak berenang menyeberangi rawa untuk mengambil serumpun keladi yang tumbuh diseberang rawa. Bahkan Uni sebelah rumah Dinda rela memanjat pohon kelapa untuk meraih sakek atau anggrek liar yang melekat di pohon kelapa dengan ketinggian 7 meter.

Saat suami Uni itu memberi saran lebih baik beruknya yang mengambil bunga itu, ia menolak dengan alasan nanti bunganya malah dimakan beruk. Entah sejak kapan beruk suka makan tanaman? Ia lebih memilih jadi beruk daripada minta tolong pada beruk itu sendiri.

Dinda menyirami setiap pot dengan air bersih dicampur sedikit pupuk mutiara biru berharap bunga yang ia tanam cepat-cepat mengeluarkan bunga-bunga indah sebab sekarang semua tanamannya hanya daun-daunan saja tidak ada yang berbunga.

Hari ini ia pulang sekolah lebih cepat karena acara penyambutan kepala seolah baru ditunda sebab calon Kepmad itu berhalangan hadir begitu pun Iqbal ikut-ikutan tidak ada kabar berita. Tidak biasanya ia seperti ini. Hal itu membuat Dinda punya banyak waktu mengurus tanaman yang baru ia tanam Minggu lalu. Ilham pun pulang dari kedai lebih awal sebab kelapa-kelapanya sudah berangkat semua menuju Pekanbaru dan Batam.

Sebuah mobil Daihatsu Grand Xenia warna putih berhenti di halaman rumah. Dinda menghentikan kegiatannya melihat kearah mobil. Tampak seorang laki-laki berpakaian kemeja putih celana hitam keluar dari mobil diikuti oleh Diana. Dinda heran ia tidak mengenali laki-laki bersama adiknya itu.

"Uni apa Ayah sudah pulang dari kedai?"

"Sudah, ia baru saja masuk rumah" tanpa penjelasan lain Diana dengan angkuh berlalu memasuki rumah diikuti oleh pemuda itu. Diana mempersilahkan laki-laki itu duduk di ruang tamu. Ilham dan Karmila datang dari arah belakang menghampiri mereka. Pemuda itu menyalami Ilham dan Karmila.

"Ayah, Bunda perkenalkan ini Uda Adam dia adalah kepala cabang tempat saya magang tahun kemarin" Karmila mulai cemas dengan ekspresi dan cara pengenalan Adam oleh Diana tidak biasa padahal sebelum-sebelumnya Diana tidak pernah membawa laki-laki pulang ke rumah apalagi secara resmi mengenalkannya pada mereka. Ilham mengangguk-angguk menanti kelanjutan maksud Diana mengenalkan kepala cabang tempat ia magang dulu itu.

Lihat selengkapnya