Kutukan Pandora

Mya Veronica
Chapter #1

Pandora

‘Huh’ suara dengusan Ayu yang mulai bosan untuk memainkan game yang berada di ponselnya. Sudah tiga jam Ayu bermain game ‘tawur online’ ala anak zaman sekarang. Bahkan Ayu memiliki grup chat untuk membahas skill dan Hero yang mana bagus untuk dimainkan. Ayu tipe orang ambisius, apa yang diinginkan harus didapatkan.

“Bang! Bang Ganesh! Ish di mana dia?” Ayu celingukan di ruang tamu, tak menemukan yang dicari dia melangkahkan kakinya menuju kamar Bang Ganesh. Ayu berjalan mengendap-endap berharap Ganesha-abangnya kaget atas kejutan yang akan dibuat olehnya.

‘BA!’ teriak Ayu.

1 ... 2 ...  3 ...

Mulut menganga Ayu mungkin sudah siap dimasuki lalat, terlalu lebar membentuk huruf o bundar. Dikiranya Ayu, Bang Ganesha ada di kamarnya nyatanya tidak ada sama sekali. Ruangan itu hanya berisi benda tua yang dikumpulkan abangnya. Ya, Bang Ganesha seorang  pengkoleksi benda kuno yang sangat tertarik akan sejarahnya. Mungkin setelah ini Bang Ganesha akan mendirikan museum di rumahnya. Bagaimana lagi ratusan artefak dan benda kuno bisa ada di rumah megah ini. Benar-benar gila!

 ‘Drrt drrt drrt’

Guci tua di samping almari Ganesha bergetar, Ayu malah sudah berdiri di depan guci itu. Memperhatikan dengan saksama bentuk dari guci tua yang dilihatnya. Tangannya gatal untuk tidak menyentuhnya. Ayu, bernama lengkap Rayu Puji Astuti sangat penasaran dengan penampakan guci berukiran sesuatu hal yang belum pernah dilihatnya. Tangannya sudah dijulurkan ke depan, pertanda dia akan memegangnya.

“Singkirkan tanganmu dari guci Abang!” hardik Ganesha

Ah! Hampir saja aku mendapatkannya, gerutu Ayu dalam hati. “Ish! Abang aku penasaran. Tadi guci itu gerak-gerak sendiri, loh!” ujar Ayu meyakinkan.

           “Tetap saja, jangan sentuh sembarangan benda Abang! Terutama Pandora ini. Bahaya Ayu! Abang saja masih mau neliti benda ini!” Ganesha memperingati Ayu, kali ini lebih galak dari biasanya.

           “Ayu penasaran Abang!” Ayu tak mau kalah.

           “Sudah sana buat mi instan, saja. Abang lapar!” hardik Ganesha lagi, ia bahkan mendorong Ayu keluar dari kamarnya.

“Abang mah pelit!” gerutu Ayu

“Cepat, sana! Abang lapar!” teriak Ganesha

“Iya ... iya, emang sih orang lapar kaya singa ngamuk,” sindir Ayu, kemudian langsung mempercepat langkahnya saat melihat pergerakan abangnya yang menunjukkan siaga satu. Memutar badan, siap mengambil bantal yang ditergetkan pada Ayu.

Untung-untung segera lari kalau enggak Bang Ganesh benar-benar kaya singa ngamuk, batin Ayu.

Tidak mau kena amukan lagi, segera saja Ayu membuat mi instan. Biasanya Ayu membuat mi instan campur sayur dan telur. Itu digunakan Ayu untuk menambah nutrisi dari mi yang sangat sedikit. Di rumah yang luas ini Ayu tinggal bersama abangnya dan kedua orang tuanya. Jika hari ini masih pagi, berarti ayah dan ibu Ayu sedang bermeditasi di ruangan samping kamar kedua orang tua Ayu yang terletak di pojok kiri sendiri, berkedap suara pula.

Di sisi lain, Ganesha sedang membaca tulisan Yunani yang ada di sekitaran guci itu. Kamar Ganesha pun sudah bermandikan oleh buku-buku kuno yang dibacanya sejak tadi. Ada hal yang aneh pada guci itu, aura mistisnya pun sangat terasa. Ini bukan pertanda baik, ada hal jahat yang berada di dalamnya. Ia harus memecahkan tulisan yang ada di guci itu agar semua semakin jelas.

“Dek! Mi abang mana?” teriak Ganesha dari kamarnya.

“Udah, nih Bang. Cepat ke ruang makan!” balas Ayu berteriak.

Ganesha berjalan ke ruang makan, sebelum itu ia segera menyembunyikan guci itu di dalam almarinya. Sifat keingintahuan Ayu sangat berbahaya. Jangan sampai Ayu membuka guci ini. Ganesha menutupi guci itu dengan kain merah. Pertanda ini membahayakan. Setiap barang pusaka yang Ganesha sembunyikan ditutupi dengan beberapa jenis kain. Merah berarti bahaya, kuning berarti berhati-hati, dan hijau dimaklumi. Ayu pun sudah mengerti hal ini. Meski begitu, terkadang Ayu melanggar larangan abangnya. Tipe bandel plus ngeyel!

Tidak hanya guci keramat yang sedang Ganesha teliti, ada kotak lain yang penemuannya tidak jauh dari guci itu. Ah! Ini pasti ada kaitannya! Pikir Ganesha saat menemukan kotak itu. Dipastikan pula Ganesha semakin memperbanyak pencarian tentang Pandora untuk mencari jawaban apa yang ada di pikiranya. Runtutan hubungan timbal balik yang belum diketahuinya harus segera ia dapatkan.

Lihat selengkapnya