Kutukan Pandora

Mya Veronica
Chapter #2

Kotak Rahasia

Sejak tadi Ganesh hanya mondar-mandir di depan kotak kayu, sesekali dia melihat kotak dengan gamang. Kotak kayu berwarna merah bata; terolesi minyak cat dengan rapi. Setiap sudutnya ada ornamen garis membentuk lingkar di setiap sisinya; tidak ada gambar lain di sekitarnya−sederhana. Ada lingkaran membentuk huruf t-kecil yang berpasangan berupa kunci


Sejak tadi Ganesh hanya mondar-mandir di depan kotak kayu, sesekali dia melihat kotak dengan gamang. Kotak kayu berwarna merah bata; terolesi minyak cat dengan rapi. Setiap sudutnya ada ornamen garis membentuk lingkar di setiap sisinya; tidak ada gambar lain di sekitarnya−sederhana. Ada lingkaran membentuk huruf t-kecil yang berpasangan berupa kunci untuk membuka kotak kayu itu.


Ayu mengamati Ganesha tampak melakukan hal lain. Mencoba mendekati kotak kayu itu, diterowongnya dengan kaca pembesar. Ada sesuatu yang belum diketahui Ganesha telah diamati Ayu. Ayu berdiam, memahami tiap huruf yang ada di kotak itu. Bukan huruf pada umumnya. Tulisan kuno yang tak dapat dimengerti oleh Ayu. Sebab Ayu, bukanlah seperti abangnya; gila dengan barang kuno dan mempelajarinya sangat serius sampai rela begadang tiga hari seminggu sekali.


Ganesha mendekati adiknya, ia berjalan pelan bahkan sangat pelan. Mengikuti gerakan bola mata Ayu, Ganesha mengambil kaca pembesar yang serupa dengan Ayu mendekati kotak kayu dan meneliti lebih lama. Wajah datar Ganesha mulai berubah, kerutan di sekitar dahinya mulai tampak, matanya bahkan mulai memicing. Seperti menemukan rahasia yang susah untuk dipecahkan. Terkena hembusan napas kakaknya, Ayu menoleh ke kanan. Membaca riak wajah abangnya.


“Bang! Bang Ganesh?” panggil Ayu, lambaikan tangan di depan abangnya. Salah diduga jika Ganesha memerhatikan lambaian Ayu. Ganesha tetap terpaku pada hal yang sudah ditemukan oleh Ayu.

“Bang!” kali ini Ayu berteriak di telinga abangnya. Bahkan, liur Ayu mungkin masuk ke dalam telinga Ganesha karena terlalu dekat dan begitu kencang.

“Ada apa, Dik? Abang sedang memahami tulisan ini!” telunjuk Ganesha mengarahkan tulisan kecil yang berada di bawah ornamen garis membentuk lingkaran, di sekitar bagian kotak kayu yang menonjol ke depan berdiameter satu sentimeter.

“Bukannya kamu yang menemukan tulisan ini?” Ganesha bertanya. Seharusnya memang Ayu tak bingung sebab apa yang membuat Ganesha seserius ini setelah melakukan acara mondar-mandir itu.

“O, ya! Itu tulisan apa sih, bang? Kok bentuknya aneh gitu. Melungker-melungker nggak jelas. Seperti huruf tagalok tetapi bukan. Abang juga serius itu merhatiinya. Itu apa?” Ayu mengeluarkan segala pertanyaan yang berada di pikirannya sebelumnya. Insting kepo-nya kembali muncul.

“Nggak usah kamu pikirkan, cepat keluar dari tempat ini, Abang mau melakukan penelitian lagi!” usir Ganesha

“Bukannya kita ke sini tadi gara-gara kotak itu berbunyi? Kenapa sekarang Ayu harus pergi? Abang mau sembunyiin apa lagi dari Ayu?” sidik Ayu curiga.


Bagaimanapun urusan tentang mistis Ayu lebih peka, bahkan hal-hal yang seharusnya tak bisa dilihat dengan mata telanjang pun Ayu bisa merasakan. Kekurangan Ayu yang didapatkan semenjak kejadian setahun lalu. Ayu tahu Ganesha berusaha menyembunyikan hal lain tentang kotak kayu itu. Tentang hal apa itulah yang tak bisa Ayu pahami.


“Iya, Dik. Nanti Abang kasih tahu jika sudah menemukan rahasia dan alasan apa yang membuat kotak kayu ini bergetar. Sekarang Abang ingin kosentrasi dahulu.”

Ganesha mendorong Ayu menuju pintu keluar. Sedikit berat menggeser tubuh Ayu itu, sebab Ayu tak mau bergerak. Pikirannya masih menimang harus tidaknya ia keluar dari tempat ini. Belum sampai Ganesha mendorong Ayu sampai ke pintu, Ayu memutuskan pergi dari tempat itu.

“Baiklah, Bang. Ayu pergi dulu!” senyum aneh Ayu tunjukkan kepada Ganesha.


Ayu pergi ke lantai kedua, ia berjalan menuju kamarnya. Memikirkan rencana lain untuk melakukan hal yang lebih menakjubkan dibanding abangnya. Bukankah sedari kemarin Ayu sudah memutuskan untuk mendapatkan guci yang berada di kamar abangnya, Ganesha.


Ayu kemudian sadar jika keputusan abangnya yang berada di lorong bawah tanah sangat menguntungkan Ayu untuk mendekati guci pandora itu. Guci yang membuat Ayu penasaran hingga membuatnya memikirkan setiap malamnya. Cara apa yang bisa membuat Ayu mendekati guci Pandora itu.


Lihat selengkapnya