Kutukan Pandora

Mya Veronica
Chapter #6

Lelakon


"Abang!" Ayu berteriak kencang, memunculkan urat-urat di lehernya. Mengetahui kondisi abangnya yang separah itu, matanya mulai menggenang air yang membentuk hulu sepanjang pipinya. Tergesa-gesa ia hadapkan wajahnya pada abangnya. Meraba tangannya pada lengan Ganesha. Ayu bergetar melihat mata terpejam Ganesha. Menggoyangkan tubuh Ganesha, Ayu tersedu-sedu meratapi nasib keduanya.

"Abang, ng-nggak ap-pa ap-pa Ayu. Bisakah kau singkirkan tubuhmu?" Ganesha mulai membuka mata dengan sedikit tenaga yang ada ia menyuruh Ayu menyingkirkan tubuhnya yang tepat berada di atas Ganesha. Segera saja Ayu berpindah tempat, mengerti jika Ganesha pasti bisa lebih remuk lagi. Bagaimanapun tubuh Ayu cukup berat untuk digendong, Ayu sudah dewasa.

Merapikan diri Ayu di samping Ganesha, setelahnya ia menghadap Ganesha menilik satu per satu tubuh Ganesha. Berharap tak ada luka lain selain retakan yang terdengar tadi. Ayu tak mau menyusahkan Ganesha lagi, sudah cukup perkara awal yang dibuatnya itu. Kali, ia harus akhiri apa yang ia mulai.

"Bang, bagaimana dengan lenganmu itu? Masih terasa sakit? Sepertinya tadi ada suara retak, Abang nggak apa-apa?" Ayu mengerutkan wajahnya, matanya menyipit, bahkan bibirnya saja ia gigit setelah menanyakan semua kerisauannya.

"Tenanglah, Ayu. Abang nggak apa-apa, kok. Lihat Abang masih sanggup berdiri."

Ganesha berusaha berdiri dengan bertopang sebelah tangannya, tangan kirinya terkilir bahkan retak lumayan parah. Tak bisa untuk menopang tubuhnya yang besar itu. Sedikit sempoyongan dia, namun akhirnya bisa untuk berdiri sedikit tegap. Badannya agak membungkuk. Bibirnya ia sunggingkan, berharap adiknya lega melihat keadaanya saat ini. Tak mungkin membuat rasa bersalah adiknya semakin menjadi-jadi.

"Lihat! Abang nggak apa-apa.Tenangkan dirimu, Ayu. Kita harus segera mendapatkan kotak itu. Abang sudah membuat rencana untuk keluar dari tempat ini. Jadi, jangan risau!" Ganesha menundukkan badannya, menangkup wajah Ayu menyakinkan dengan matanya bahwa semua akan baik-baik saja.

Meski sedikit melemah, Ganesha menarik Ayu untuk berdiri sejajar dengannya mengajak Ayu untuk berlari sekencang-kencangnya menuju sisi kiri dari Makhluk hitam besar itu. Sebab terlihat di sana ada lorong pintu samar sebab hampir menghilang.

Tangan kanannya menggamit Ayu menariknya agar bisa sama cepatnya dengan langkah Ganesha. Sedikit lagi mereka akan sampai pada pintu itu, namun ...

'Sat'

Lagi-lagi tubuh Ayu menjadi bahan mainan untuk makhluk hitam berwajah garang itu. Mata melotot itu, membuat semakin tambah sangar untuk makhluk hitam bertaring panjang itu. Makhluk itu mengibaskan tangannya tepat di depan tubuh Ayu hingga membuat Ayu terpental dan pegangan tangannya dengan Ganesha buyar begitu saja. Makhluk ini tak terima tentang kepergian mereka.

Lihat selengkapnya