Sebuah harapan sudah memancar di raut wajah keduanya, tak ada lagi derunya ketakutan yang membayangi. Semua sudah selesai, itulah yang terpikirkan oleh Ganesha. Sebab masuknya ia ke dalam ruangan laboratoriumnya sudah menjadi lilinnya di tengah berjalan dalam kegelapan. Wajahnya begitu berseri, menampilkan deret gigi yang teratur dan rapi. Tak kalah bahagianya, Ayu malah tertawa senang. Ia menari seperti kesetanan, tunggu! Ayu bahagia dengan cara yang tidak wajar! Lengkingan tawa Ayu malah membuat Ganesha yang berada di sampingnya sedikit bingung dengan sikap Ayu. Ada apa dengan adiknya?
"Kenapa kamu tertawa kayak gitu? Buat Abang merinding tauk!" Ganesha menepuk pundak Ayu, berusaha mentralkan tawa adiknya yang memang sangat aneh.
"Ini yang sudah lama aku tunggu, Bang!" kembali diiringi dengan tawa cekikikan yang membuat Ayu lebih menyeramkan dari pada sebelumnya.
Setelah tawa yang amat keras, ia berlari melihat bawah dan celah-celah yang ada seperti kesetanan. Ia berlari dan mengobrak abrik barang-barang yang ada di depannya. Ia memakai hidungnya untuk mengendus segala hal yang ingin dicarinya. Baru sebentar saja ruangan laboratorium Ganesha seperti kapal pecah. Berserakan semua buku dan alat-alat yang Ganesha gunakan untuk meneliti setiap apa yang ditemukan atau dibelinya di penjual barang antik.
Ganesha semula terdiam melihat Ayu yang begitu beringasnya. Kotak yang mereka cari itu pun seperti yang dicari oleh Ayu. Kaget, pasti! Kelakuan yang sangat aneh ini membuat Ganesha mengelus dadanya. Ayu benar-benar bersemangat untuk keluar dari tempat ini. Hampir dilupakan Ganesha, kebiasaan Ayu yang memiliki ambisi kadang tak bisa dikenali. Seperti saat ini saat Ayu ingin segera bertemu keluarganya. Rela mengobrak-abrik barang abangnya yang bisa dipastikan ia akan mendapat amukan dari Ganesha.
Tidak baik jika Ganesha hanya diam di tempat saja, ia seharusnya membantu Ayu menemukan kotak kayu yang memiliki petunjuk untuk mengatasi semua mara bahaya yang menyelimuti rumah mereka. Tidak ada waktu lama, mereka harus segera menemukan kotak kayu berplitur itu. Sudah jelas juga nyawa mereka di ujung tanduk. Makhluk itu harus segera dimusnahkan!
Sedikit kendala ditemui oleh keduanya, pasalnya saat Ganesha meninggalkan ruangan ini sebelumnya ia begitu terburu-buru. Jadi, di mana tepatnya kotak kayu ini menjadi hal yang sulit dicarinya. Jatuh atau tidak pun Ganesha tidak menyadari saat langkah kakinya menuju ke kamarnya tadi. Ah! Sungguh sial! Ganesha pun pelupa dalam hal menaruh barang! Ayu tak kenal lelah ini terus memutari ruangan, langkahnya tergesa-gesa membuat dirinya menyenggol apa yang ada. Kaki dan tangannya bahkan lecet-lecet semua terkena goresan kayu dari meja juga barang yang ditabraknya. Matanya menyipit saat melihat kain putih menutupi sebuah benda seperti balok. Secara cepat Ayu menyingkap apa yang ada di balik kain putih itu, benar! Sebuah kotak kayu yang sedari tadi ia cari bersama Ganesha. Ia menemukannya, lantas berlari ke arah Ganesha dan mengacungkan ke atas agar Ganesha menyadari bahwa ia telah menemukan penyelamat bagi mereka.
"Akhirnya kamu menemukannya, Yu!" Ganesha berujar bangga lalu memeluk adiknya itu. Ia benar bahagia semua kesuraman akan musnah saat ini. Ganesha mencoba membuka kotak kayu itu, sayangnya nihil. Tidak bisa dibuka. Ayu mengetahui kesulitan Ganesha mencoba mengambil kotak itu pun tidak bisa membukanya. Aneh! Tidak mungkin jika kotak kayu ini tak berguna!
Tidak mau menunggu lama adiknya membuka Ganesha membantu Ayu untuk membuka secara bersamaan. Ctak! Kotak itu terbuka lebar, di dalamnya terdapat sebuah buku yang tidak bisa dipahami Ayu. Seperti awal menemukannya, sebuah huruf berbentuk tagalok atau aksara jawa ada di setiap lembar buku itu. Ganesha sebelumnya mencari makna dari huruf di luar kotak kayu itu bisa dengan mudahnya memahami.
Ganesha membuka tiap lembarnya dengan cepat dan berkomat kamit pada setiap lembar yang ia lihat. Sepertinya ia membaca dengan metode screening cepat dan tepat. Tak mau menyia-nyiakan waktu yang amat berharga ini. Bibirnya mengeluarkan lekukan indah dan ...
"Ketemu! Aku menemukan cara untuk menghilangkan semua musibah ini!" Ganesha berkata, namun urat lehernya terlihat bahkan suaranya sampai memekakkan telinga. Begitu keras ia berujar.