Kutukan Perawan

VelouRa
Chapter #2

Teman Satu Perjalanan

Dengan langkah tidak stabil, disertai perasaan yang disergap ketakutan juga kecemasan, akhirnya mau tak mau aku mengikuti kemana aktor tinggi besar itu melangkah. Saat itu, untuk melangkah cukup sulit bagiku yang bertubuh kecil ini. Rasanya badanku akan terantuk pada sisi kanan dan kiri lorong kapal yang akan mengarah ke dek kapal. Ingin rasanya aku memanggil laki-laki itu supaya tak berjalan terlalu cepat.

“Kamu kesulitan jalan?” Tahu-tahu, ia berhenti begitu saja kemudian memutar tubuhnya di hadapanku.

Belum sampai aku membuka mulut, “Kamu jalan duluan di depan! Kita harus segera dapat pelampung yang dibagiin di dek kapal!” lanjutnya tanpa menunggu respon

dariku. Sambil berjalan menuju bagian belakang diriku, mata tajam laki-laki itu pun terbang ke sembarang arah, seakan sedang mencari apakah ada penumpang lain yang berada di lorong panjang yang sempit itu selain kami berdua.

Sekuat tenaga, aku berusaha mencerna sekelumit kalimat yang diucapkannya. “Dibagiin pelampung di dek kapal?” Aku mengulang ucapannya di dalam hati, disertai kaki yang mulai melangkah.

“Jangan bilang kapal ini mau tenggelam!” batinku berguncang, sampai-sampai jantungku berdegup kencang. Aku bahkan belum siap jika kapal ferry berukuran puluhan kali lipat lebih kecil dari kapal Titanic itu tiba-tiba tenggelam di tengah laut!

Sebongkah ludah kuteguk dengan susah payah, entah sudah berapa kali hingga akhirnya tiba di geladak. Benar saja. Di dek kapal, para penumpang sedang rebutan mendapatkan pelampung. 

Kepalaku seketika menoleh pada sang aktor yang berhenti tepat di samping kananku. Ia tampak sedang menyisir geladak kapal yang cukup luas dan ramai dengan seluruh penumpang kapal. Raut para penumpang itu tampak ketakutan, namun

ada pula yang biasa saja, seolah gelombang yang membuat kapal terombang-ambing seperti sekarang ini adalah hal yang sudah umum terjadi.

Laki-laki itu lalu menengok padaku. Ia tak langsung bicara. Hanya memandangiku selama beberapa detik. 

“Ada apa? Kenapa melihat aku seperti itu?” tanyaku pelan lalu diakhiri meneguk ludah demi membasahi kerongkongan yang membuatku tercekat gara-gara dipandangi lekat olehnya. Ditambah suasana kapal yang betul-betul membuatku ketakutan, membuatku tak mau kalau sampai dia berbuat jahat padaku! 

Ia kemudian mendengus. “Nggak baik perempuan pergi sendirian! Kalau sampai kenapa-kenapa siapa yang bakalan lindungi kamu?” ucapnya dingin, kemudian berjalan

melewatiku begitu saja. Ucapan laki-laki yang aku tahu namanya Sagara Daneswara itu membuatku bergidik ngeri! 

Larangan papa yang mengatakan sudah tak kuat menjaga anak gadisnya dan memintaku segera menikah, langsung terngiang dalam kepala. Sungguh, ucapan aktor tampan nan gagah yang biasa dipanggil Saga itu membuat tubuhku melemas.

Karena dari sekian banyak penumpang di kapal, hanya Saga yang mengajakku bicara dan peduli padaku, mau tak mau, untuk kedua kalinya aku kembali mengikuti kemana laki-laki itu mengarahkan tungkainya. 

Meski dalam hati aku tak bisa langsung dekat dengan orang yang baru kukenal, apalagi jika seorang laki-laki, tapi dari interaksi singkat antara aku dan Saga, tak ada satupun tanda-tanda kalau ia orang jahat yang ingin melukai atau bahkan menculik lalu membawaku ke pulau antah berantah! 

“Boleh ikutan duduk di sini, nggak?” tanyaku ragu-ragu pada Saga setelah ia duduk di salah satu sisi dek kapal yang membelakangi pagar besi ke arah laut lepas.

Saga tak menjawab. Ia hanya mengangkat alisnya cepat, sambil mengalihkan pandangannya dariku. Saga betul-betul tampak seperti orang yang tak ingin diganggu ketika ia sudah mendudukan tubuhnya. Sama seperti tadi ketika aku pertama kali menemukannya duduk beberapa bangku di samping kiriku.

Tak ada pilihan, aku akhirnya duduk di sebelah Saga. Di tengah kapal yang terus berlayar melewati ombak kurasa tingginya tak sampai 3 meter, perlahan penumpang yang

cemas dengan keselamatan mereka, mulai tenang.

Sementara aku dan Saga, sama sekali tak bicara. Namun ekor mataku tak henti mengintainya. Tak bisa kupungkiri, aku betul-betul penasaran dengan aktor yang satu ini.

Dengan lampu geladak yang tak begitu terang, aku bisa melihat kesenduan dalam sorot mata Saga yang sedang menerawang lurus melihat laut lepas yang ada di samping kanannya. 

Aku yakin betul kalau aktor yang seringkali bermain sebagai suami idaman ini sedang dalam masalah! Sikap dan air mukanya memang dingin dan bahkan tak ada ramah-

Lihat selengkapnya