Setelah satu tahun Kyara berusaha melupakan lelaki itu, kenapa harus sekarang, kenapa ia kembali memperlihatkan lagi wujudnya di depan mata Kyara. Harusnya, jika ia memilih untuk menjauh, sekalian saja pergi yang jauh dan tak usah kembali. Tapi apa mungkin semesta sekecil ini, diantara semua kota dan semua tempat, haruskan tempat ini lagi. Sebenarnya, apa takdir yang sedang ditulis semesta untuknya.
Kyara tersenyum manis mencoba menyapa dengan terlihat normal, meskipun dalam hatinya perih luar biasa dan dunianya seperti terasa hancur. Jika ada penghargaan aktor terbaik dunia tahun ini, mungkin Kyara bisa memenangkan itu.
"Ara ? Ini beneran lo ? Kyara ?" Tanya Melvian dengan wajah berseri-serinya.
"Vian ? Lo kok ke sini ? Kapan lo balik ? Ke rumah ?" Tanya Kyara dengan bersusah payah menunjukkan wajah bersemangatnya.
"Engga, Ra. Ya kali gue pulang. Gue tinggal di apart daerah sini." Tanya Melvian lagi.
"Siapa, sayang ?" Perempuan di sebelah Melvian itu tiba-tiba merangkul lengan lelaki tinggi itu secara posesif.
Sontak mata Kyara langsung teralihkan pada wajah yang tak pernah ditemuinya itu. Kemudian pandangannya ia arahkan ke tautan lengan Melvian dan perempuan itu. Kyara membeku, jemarinya meremat ujung jaketnya. Setelah sekian tahun, kenapa melihat Melvian dengan perempuan lain masih terasa semenyakitkan ini. Sebelumnya ia telah sangat yakin bahwa dirinya sudah cukup melupakan perasaannya pada lelaki itu, tapi di saat seperti ini Kyara tiba-tiba meragukan bagaimana cara kerja hatinya itu.
"Ara," Panggil Melvian.
"I-iya ?" Nada Kyara terdengar begitu terkejut.
"Kenalin, ini Cassandra. Mmm...dia pacar gue"
"Calon" Perempuan itu mengeluarkan rengekannya yang terdengar begitu menggelikan di telinga Kyara.
"S-sayang..." Melvian menatap Kyara dengan canggung.
"O-oh calonnya Vian. Anyway, selamat ya" Menyipitkan matanya dengan senyum lebar, menunjukkan dirinya turut berbahagia pada dua pasangan itu.
Namun, apa yang terlihat tak seperti apa yang ada dalam dirinya. Jika saja Kyara tak bisa menahan dirinya, ia mungkin sudah menjambak perempuan yang terlihat terlalu centil itu. Sangat tak cocok dengan tipe Melvian. Ada apa dengan lelaki itu, apa dirinya sudah mengalami penurunan standar. Dulu, lelaki itu menyukai perempuan yang lembut dan penyayang. Sementara perempuan di depannya itu lumayan jauh dari kriterianya dulu. Dan ia menyebut apa sebelumnya, calon. Yang benar saja.