Pelampiasan. Satu kata itulah yang sedari tadi muncul di benak seorang cewek. Rambut ekor kudanya menari mengikuti gerak cewek itu. Wajah cantiknya sedikit memerah dan dibanjiri peluh.
Wajahnya semakin memerah kala bayangan seorang cowok sedang merangkul mesra seorang gadis terlintas di benaknya. "Dasar nyebelin!"
"Goolll..."
Sorak-sorai itu membahana di sebuah lapangan tak jauh dari kompleks perumahan. Lapangan dengan rumput yang tidak rapi itu menimbulkan genangan lumpur di kedua sisi gawang. Meski begitu tak menyurutkan antusiasme para pemain yang ada di sana.
Cewek itu tersentak, memandang sekeliling. Teman-teman setimnya mengangkat jempol ke arahnya seraya tersenyum lebar.
"Good job, Ra!" teriak Ragil dari depan gawang.
Cewek itu membalasnya dengan cengiran lebar. Tak menyangka luapan emosinya tadi berakhir dengan gol. Padahal sejak tadi ia tidak fokus pada pertandingan. Ini semua karena Dia.
Pertandingan kembali berlanjut, tapi hingga sepuluh menit berlalu tak juga ada gol yang masuk. Hal itu membuat binar di wajah pemain, meredup. Wajah lelah mereka terlihat pasrah. Biar saja menang atau kalah, toh ini hanya permainan biasa bukan turnamen, begitu pikir mereka.
"Tendang ke sini bolanya!"
Cewek yang dipanggil 'Ra' tadi mengangguk. "Woi, awas!"
Teriakan itu sontak memancing tatapan semua orang di lapangan dan ...
Bugh!
Bola itu salah sasaran. Sambil memegang kepalanya, Si Korban pun berusaha bangun dengan dibantu salah satu pemain. Warna biru tercetak samar di pelipis kanannya.
"Siapa yang nendang ini bola?!" tanya Si Korban seraya mengangkat bola yang bagian luarnya sudah terkelupas di beberapa sisi. Mata hazel itu menatap nyalang satu per satu orang yang ada di sana. Napas yang memburu dan wajahnya yang memerah membuat para pemain itu susah payah meneguk ludahnya.
"Sorry, Bro. Kita nggak sengaja tadi," ujar salah seorang pemain berambut kribo.
"Gue nanya siapa yang nendang bola ini bukan nyuruh minta maaf!" Lagi Si Korban berambut cepak itu pun bersuara.
"Anu--"
"Gue yang nendang. Sorry," ucap seseorang. Semua pandangan tertuju ke arah cewek berambut ekor kuda yang tak lain adalah Kyra.
Cowok berambut cepak itu menatap Kyra menyelidik. Kaus pendek warna biru dengan celana kolor selutut warna hitam, membuatnya menatap tak percaya. "Oh, jadi lo pelakunya? Heh, gara-gara bola lo ini, lo udah membahayakan nyawa seseorang. Kalo sampai gue--"