"Rio Arizki dari kelas X - IPA 1 diminta untuk mendatangi ruang guru saat ini juga."
Saat mendengar panggilan dari pengeras suara milik sekolah, tanganku secara refleks berhenti mencatat. Kan sekitar lima menit lagi bel istirahat berbunyi, kenapa mendadak aku disuruh datang ke ruang guru?
"Rio, silakan kamu ke ruang guru sekarang."
"Iya," mendengar perintah dari guru yang mengajar membuatku bergegas keluar dari kelas. Mungkin saja ada hal penting yang membuatku harus mendatangi ruang guru tanpa menunggu jam pelajaran selesai.
Dengan perasaan bingung bercampur penasaran, aku melangkah dengan terburu-buru sampai akhirnya hampir tiba di tempat tujuan.
Melihat seorang pria berpakaian aparat keamanan berbintang tiga sedang berdiri tegap di depan ruang guru, aku mengerti kenapa sampai harus dipanggil ke sini secepatnya.
Tapi aku tetap bingung karena merasa tidak melakukan hal yang salah sampai membuat seorang kapolres Jakarta Timur datang langsung ke SMAN 18.
"Anda mencari saya?"
Bapak polisi yang sudah diketahui bernama Surya Aditama menatap ke arahku, "Oh, Io benar-benar sekolah di sini ya? Sudah cukup lama juga tidak melihatmu."
Mendengar sapaannya membuatku tersenyum kecut. Terakhir kali aku bertemu dengan Pak Surya adalah saat kasus salah tangkap karena mengira aku pengguna narkoba, "Ada apa Bapak mau repot-repot mencari saya ke sini? Apa saya mendapat masalah lagi?"
Melihat Pak Surya mengangguk, aku memutar bola mata dengan jengkel. Apa lagi coba masalah yang datang? Bagaimana bisa aku yang sedang bersekolah ikut disalahkan atas kasus yang sama sekali tidak kuketahui?
Pak Surya mengeluarkan ponsel dan menunjukkan sebuah foto yang ditampilkan di layarnya, "Kamu mengenal orang-orang ini?"
Aku mengangguk saat melihat enam orang laki-laki yang berada di foto yang sedang ditunjukkan, "Tidak kenal sampai mengetahui nama mereka sih, tapi aku tahu mereka geng preman di daerah sini."
"Tadi malam mereka ditangkap karena sedang berjudi, salah satu dari mereka juga ada yang positif mengonsumsi narkoba, dan ada juga yang terbukti pernah melakukan begal motor."
Tiga kasus sekaligus yang dilakukan anggota geng yang sama ya? Aku tidak tahu ada geng yang bermasalah seperti ini, "Lalu apa hubungannya denganku?"
"Pemimpin mereka mengatakan Io juga salah satu anggota gengnya."
Aku menghela napas mendengar tuduhan ini, "Aku tidak pernah bergabung dan memiliki sebuah geng, Pak. Mereka cuma ingin menjebakku."
Pak Surya mengangguk, "Ada banyak aparat yang berpatroli di daerah ini, jadi Bapak percaya padamu. Tapi kasus kejahatan yang sudah mereka lakukan ada banyak sekali kalau ditelusuri lebih lanjut, apa kamu benar-benar tidak mengetahuinya?"
Mataku kan cuma ada dua dan daerah Jakarta Timur punya luas 188 km, mana mungkin aku bisa tahu seluk-beluk semua kejahatan yang sudah terjadi! "Aku tidak tahu. Informasi tentangku yang menjadi mata-mata tak resmi polisi kan sudah diketahui oleh cukup banyak orang. Mereka mungkin sangat waspada agar aku tidak tahu dan melaporkannya."