L/R

Fani Fujisaki
Chapter #44

43.L

Bisa bertukar identitas dengan Rio di sekolah adalah hal yang menarik, tapi kami melakukannya bukan untuk bersenang-senang. Kami baru mau bertukar identitas jika ada masalah yang datang dan tidak bisa diselesaikan sendiri.

Beruntungnya aku sudah sedikit membantu permasalahan Rio, dan Rio juga sepertinya sudah menyelesaikan masalahku, jadi kami bisa datang ke sekolah masing-masing hari ini tanpa harus bertukar identitas lagi.

"Oh ya, yang kemarin datang ke sekolah benar-benar kembaranmu?"

"Gimana?" aku yang sedang asyik bermain game di ponsel langsung berpaling menatap Andre yang duduk di hadapanku dengan bingung.

Apa tadi dia baru menanyakan tentang Rio yang menggantikanku di sekolah?

"Leo mengatakan punya kembaran kan? Jadi kemarin dia menggantikanmu selama di sekolah?"

Ternyata aku tidak salah dengar, Andre memang mengetahui tentang Rio yang kemarin menggantikanku. Tapi kenapa bisa? Mustahil Rio mau membongkar identitasnya dengan mudah, "Kok tahu?"

"Dia lebih pintar darimu, jadi sangat jelas terlihat bedanya saat sudah menghadapi pelajaran yang sulit," jawab Daniel yang duduk di sampingku sambil menyeringai.

Seringai menyebalkan yang sedang meledek karena tahu aku tidaklah sepintar Rio. Ck, menyebalkan, "Jangan membandingkan kami deh, dia jenius tahu."

Andre bersiul kagum, "Pasti berat ya punya saudara angkat seperti itu?"

Berhubung kepintaran Rio digunakan untuk mengajariku belajar, aku tidak merasakan beban berat apapun. Justru menyenangkan karena mendapat guru les pribadi.

Dan berkat ajaran dari Rio juga, keabsenanku selama dua minggu saat mengalami koma bisa cepat dikejar dengan rutin mengajariku belajar nyaris setiap hari. Sungguh beruntung karena mendadak memiliki saudara sepertinya.

"Dia juga sangat perhatian loh. Dia bahkan sampai menyuruh kami melapor jika sesuatu terjadi padamu."

Hanya saja sikap protektifnya sungguh membuat kesal. Aku kemarin memang menyuruhnya mengurus Rian, tapi tidak perlu sampai membuat teman-temanku tahu kan? "Jangan laporkan apapun padanya. Cukup menjengkelkan tahu punya kembaran yang mudah khawatir seperti Rio."

"Hm... jika diperhatikan dan disuruh mencari perbedaan, Rio sepertinya lebih menunjukkan aura misterius ya?"

Kenapa malah mengganti topik pembicaraan dengan membahas perbedaanku dan Rio? Tapi penilaian Andre memang benar sih, Rio itu sangatttt misterius, "Meski memiliki sifat dasar seperti itu, Rio punya rasa peduli yang tinggi pada orang lain loh. Selama nggak sedang marah, Rio punya kadar kebaikan yang berlebihan."

"Apa yang terjadi jika dia sampai marah?"

Sepertinya Daniel tidak mengabaikan ucapanku sedikit pun ya? Dia terlalu fokus dengan ucapanku mengenai 'selama tidak marah'. Tapi aku memang sengaja mengatakan agar mereka tahu, "Dia menunjukkan sikap nerd seolah cuma tahu tentang belajar doang, tapi sebenarnya dia badboy yang bisa berkelahi dan menang melawan geng berandalan."

Seolah ingin meyakinkan ucapanku, dengan sengaja aku menunjukkan ekspresi mengancam yang pernah kulihat dari wajah Rio, "Lalu dia nggak melakukan hal yang membuatku ikutan mendapat julukan badboy kan? Aku kurang suka terkenal dengan image seperti itu."

Lihat selengkapnya