Aku tidak pernah sekalipun melakukan kencan. Jadi saat dipaksa untuk melakukan dinner, aku meminta saran pada Leo yang jelas lebih berpengalaman dibandingkanku.
Dia sudah merekomendasikan tempat, tapi tidak ada saran lain yang diberikan selain untuk mengantar jemput Franda. Dan setelah menjalankan perintah menjemput, aku hanya bisa diam di sepanjang perjalanan menuju kedai Locate.
Normalnya ada pembicaraan yang terjadi, tapi karena Franda tidak mencoba bicara terlebih dahulu, aku memilih ikut diam karena tak tahu harus membicarakan mengenai apa.
Dibanding memikirkan topik pembicaraan, pikiranku lebih terusik dengan minder yang kurasakan karena tadi menjemput Franda memakai motor.
Perempuan sekelas Franda yang tinggal di komplek perumahan mewah lebih cocok dijemput memakai mobil, tapi tidak mungkin aku minta dipinjamkan mobil Leo hanya untuk urusan seperti ini. Terlalu mustahil.
Setelah sampai di kedai Locate, aku menghentikan semua pemikiranku dan menatap Franda yang turun dari boncengan motor, "Nggak apa-apa kan aku mengajakmu ke sini?"
Franda memberikan helm yang sudah dilepasnya kemudian mengangguk, "Aku udah pernah ke sini kok, tempatnya bagus."
Baguslah, untung aku meminta saran Leo, "Ya udah ayo kita masuk."
Tanpa membuang waktu terlalu lama di tempat parkir, kami berjalan masuk beriringan. Tidak ada banyak orang di dalam. Sesuai prediksiku kalau hanya di malam Minggu saja tempat ini ramai, karena itu aku dengan sengaja mengajak Franda pergi di hari Senin malam Selasa.
Setelah mengambil meja yang kosong dan kami duduk saling berhadapan, mataku fokus memperhatikan Franda. Ada sorot ragu di sana saat sedang menatap daftar menu, "Pilih saja apa yang kau suka ya?"
"Ba- baik."
Dia benar-benar mengkhawatirkan harga ya? Aku menghela napas, "Aku bisa mendatangi kantor ayahmu untuk minta ganti rugi. Jadi nggak perlu ragu memesan makanan yang benar-benar kau inginkan."
Mata Franda berpaling menatapku dengan gugup, "Um, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
"Tanya tentang apa?"
"Bagaimana Rio bisa mengenal Papaku?"
"Pak Surya nggak cerita?" tanyaku yang tidak menyangka jika Pak Surya benar-benar tidak menjelaskan tentangku secara rinci kepada Franda.
Franda menggeleng, "Papa hanya menjelaskan kamu sebagai orang yang dipercaya olehnya lalu mengatakan sifat-sifat baikmu saja."
Sesuai dengan sikap Pak Surya yang begitu terobsesi menjadikanku sebagai anaknya, hanya hal baik saja yang diceritakan. Andai Franda belum mengenalku, perjodohan ini pasti ditolak.
Lalu bagaimana aku harus menjawab pertanyaan Franda sekarang? Jujur mengatakan aku kenal papanya karena insiden salah tangkap? Suasana dinner pasti berubah menjadi awkard dan ada kemungkinan Franda merasa kecewa padaku.
Walau seandainya tidak kecewa, pasti ada rasa terkejut. Leo saja menunjukkan keterkejutan yang berlebihan ketika aku bercerita pernah mengalami kasus salah tangkap yang berkaitan dengan narkoba, apalagi Franda. Memang sih aku mendapat hasil negatif saat diperiksa, tapi ada sesi tanya jawab yang sangat panjang untuk meyakinkan jika aku benar-benar bersih.
Meski tidak memakai, masih ada kemungkinan aku adalah pengedar narkoba kan? Rasanya lelah saat ingat bagaimana polisi dulu menginterogasiku dari malam sampai pagi hari.