L/R

Fani Fujisaki
Chapter #57

56

Memiliki orang tua yang punya sifat egois bukanlah sebuah pilihan. Tapi jika memang bisa, Franda Aqilasari ingin memilih memiliki sosok papa yang bukanlah seorang Surya Aditama.

"Rio sekarang berada di kamarmu."

"Apa?" tanya Franda yang untuk ke sekian kalinya merasa terkejut karena Surya bisa mengambil tindakan tanpa meminta izin terlebih dahulu darinya.

Dulu seenaknya berniat mengadopsi anak agar Franda memiliki kakak laki-laki, kemudian tanpa persetujuan langsung memilihkan laki-laki untuk dijadikan suami Franda di masa depan. Dan sekarang Franda harus mendapati kamarnya telah dimasuki oleh orang yang disukainya.

Kenapa Surya mengundang Rio ke rumah tanpa memberitahunya dulu sih? Kan Franda belum sempat membereskan kamar!

Tanpa peduli dengan ekspresi rumit yang ditunjukkan putrinya, Surya menunjuk ke atas, "Kenapa kamu pulang sekolahnya lama sekali? Dia pasti bosan menunggumu di atas."

"Kenapa Papa menyuruhnya menunggu di kamarku sih? Kan bisa Rio disuruh tunggu di ruang tamu terus diajak ngobrol agar nggak bosan," protes Franda yang benar-benar merasa kesal sekarang.

"Papa menyuruh Io datang untuk bertemu denganmu, jadi tentu saja Papa langsung menyuruhnya masuk kamarmu setelah mengobrol sedikit dengannya."

Franda memukul keningnya sendiri, tak habis pikir kenapa Surya yang memiliki sifat egois bisa sampai menjabat sebagai kepolres Jakarta Timur, bahkan kabarnya akan dipindah tugas untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi lagi.

Bisa tidak sih Franda meminta mamanya bercerai? Atau minimal mengajaknya tinggal di Inggris dan membiarkan Surya tinggal di Indonesia sendirian, "Mama kapan pulang sih? Aku ingin mengadukan sikap Papa yang terlalu egois."

"Mungkin saat lebaran. Tapi Mamamu tidak akan protes dengan pilihan Papa yang menjodohkanmu dengan Io."

Pasti protes. Franda kan sangat disayang sampai dulu sempat diajak tinggal di luar negeri saat sang mama harus pindah tempat kerja di Inggris.

Karena dipindah tugaskan hanya selama lima tahun saja, Franda pun memilih tinggal dengan sang papa yang sekarang sedang disesalinya.

"Sana naik. Kalian harus sering bertemu agar kamu jauh lebih mengenal calon suamimu."

"Iya, iya," jawab Franda ogah-ogahan sambil berjalan ke lantai dua, tempat kamarnya berada.

Meski cukup jengkel dengan perbuatan egois papanya, tapi jantung Franda berdegup kencang karena akan mendapati Rio yang berada di dalam kamarnya.

Setelah menenangkan diri agar tidak kelewat senang, Franda mendorong pintu kamar untuk bisa terbuka.

Ada sosok cowok yang dengan santainya sedang tiduran sambil membaca buku di atas tempat tidur.

Menengok saat mendengar suara pintu terbuka, kedua netranya mengarah ke Franda, "Maaf udah seenaknya masuk. Pak Surya yang menyuruhku naik dan menunggu di sini."

Franda tahu tentang itu, yang tidak ia tahu adalah identitas orang yang berada di kamarnya. Ini benar-benar Rio kan?

Jari telunjuk orang yang sedang Franda curigai mengarah ke kursi dekat pintu masuk, "Tadinya aku nggak mau menyentuh barang-barang milikmu, tapi batal karena aku harus salat dan pinjam sajadah."

Ini Rio Arizki. Franda mengangguk paham sambil meneliti isi kamar, memastikan tidak ada benda lain yang dipindahkan.

"Dan aku juga memindahkan barang-barang yang awalnya berada di atas tempat tidur," jari telunjuk Rio berpindah ke sofa tanpa sandaran yang berada di dalam kamar.

Wajah Franda seketika merona merah melihat benda yang Rio maksud. Pakaiannya, ada beberapa pasang pakaian rumah beserta juga pakaian dalam.

Lihat selengkapnya