"Dad ... What do you mean?" Gadis itu menatap tak percaya pada pria yang duduk dihadapannya saat ini. Matanya berkaca-kaca menahan cairan yang akan keluar sebentar lagi. Ruangan yang tadinya terasa begitu sejuk menenenangkan, seketika menjadi gerah dalam sekejap.
"I am sorry, Dear. Maaf Daddy baru bisa mengatakannya. Mommy-mu tidak pernah siap akan hal ini Griz. Jadi Daddy mohon tetaplah menjadi Grizelle yang kami besarkan," pria dengan balutan jas hitam itu menunduk merasa bersalah. Ia telah menyembunyikan hal besar dari Grizelle. Pria dengan nama Jeffrey Laurenzio itu sudah menduga, cepat atau lambat Grizel pasti akan mengetahui semua rahasia ini.
Air mata yang dari tadi dibendungnya tumpah, pertahanan Grizel runtuh. Fakta bahwa Jeffrey dan Yunha bukan orangtua kandungnya sangat menyakitkan.
Walaupun selama ini Grizel mendapatkan kasih sayang yang begitu sempurna dari keduanya, tetap saja rasa sesak itu ada.
Apa yang sekarang harus ia katakan kepada Jeffrey. Apakah ucapan terima kasih karena sudah membesarkannya? Terlalu banyak pertanyaan didalam otaknya membuat Grizel kesulitan untuk menemukan kalimat yang tepat.
Dimana orangtua kandungnya saat ini? Apakah mereka masih hidup? Jika memang mereka masih hidup, lantas dimana mereka saat ini? Apa alasan mereka membiarkan Grizelle diasuh oleh Jeffrey dan Yunha? Apakah akan menyakiti hati Yunha jika ia menanyakan orangtua kandungnya padahal Yunha sudah sangat menyayanginya? Grizel tidak tahu. Saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dihadapan Jeffrey.
"Percayalah, Griz. Kami menyayangimu seperti anak kandung sesungguhnya. Daddy adalah Jeffrey Laurenzio, Ayahmu Griz." Jeffrey berusaha menenangkan Grizel. Ia memeluk gadis itu seperti sebelum-sebelumnya, sebelum fakta ini terbongkar. Dan tentunya Grizel tidak menolak. Jeffrey memang Ayahnya. Tanpa Jeffrey dan Yunha, Grizel tidak tahu seperti apa kehidupannya saat ini.
Ruang kerja Jeffrey dipenuhi oleh tangis memilukan Grizel. Jeffrey mengenal Grizel lebih dari siapapun. Dia tau gadis ini tidak akan menangis kecuali itu melukai perasaannya. Dia orang pertama yang dipanggil Grizel saat gadis itu bisa berbicara. Dia teman sekaligus sosok ayah dalam hidup Grizel. Jeffrey jugalah orang pertama yang menjadi tempat Grizel bercerita saat ia menginginkan sesuatu.