Ruangan bernuansa serba hitam dengan aroma sandalwod yang menyeruak menambah keeleganan interiornya yang berkelas. Keheningan yang terasa kental diselimuti oleh kedamaian pada setiap nafas yang terus berhembus. Tirai yang terbuka menunjukkan city view nan indah.
Tanpa terasa waktu terus bergulir mengantarkan dua perempuan dengan pakaian serba hitam, pada tengah malam yang dipenuhi ketenangan.
Tidak ada pencahayaan didalamnya, kecuali cahaya hologram yang terpancar dari meja bundar ditengah ruangan. Merupakan hologram combination, pencapaian ilmuwan berteknologi mutakhir yang menyala menunjukkan berbagai macam data dengan tampilan tiga dimensi.
"Ayahmu tau tentang ruangan ini?" Itu suara Emmeline yang sedang berjalan menyusuri ruangan dengan nuansa gelap khas seperti profesi pemilik ruangan.
Grizel mengadah mengalihkan atensinya dari hologram. Netra gadis itu mengarah sekilas pada Emmeline lalu berucap santai. "Hmm, tentu saja. Daddy bahkan tau tentang Desert Eagle yang kusimpan diruangan ini."
"Wah, daddys girl," Emmeline tentunya tidak akan terkejut dengan fakta ini. "Kau melanggar dua aturan, Griz. Kau memberitahu keluarga tentang profesimu dan memiliki Desert Eagle." Emmeline berdiri berkacak pinggang memasang muka galaknya yang justru terlihat lucu dimata Grizelle.
"Berhenti mengomel dan kemarilah Em."
Emmeline mendekat ketempat Grizel berdiri mengotak atik hologram dihadapannya. "Apakah kau menemukan sesuatu Griz?"
"Lihat. Ini catatan Martin Corp yang memasok senjata militer Korea Selatan. Kau tau, tidak mudah untuk bisa bekerja sama pada perusahaan ini." Hologram dihadapan mereka menunjukkan data yang dimaksud oleh Grizelle.
"Bisa saja Korea selatan memiliki relasi yang sebesar itu. Maksudku, mungkin saja mereka mampu." Timpal Emmeline.
"Yah, bisa saja begitu. Tapi Korea Selatan sedang mengalami penurunan ekonomi sejak hiatusnya salah satu grup musik yang ternyata memiliki pengaruh cukup besar di Korea Selatan. Mereka menutupi kekhawatiran rakyat dengan membuat berita skandal dua idol ternama di Korea Selatan. Sebut saja pengalihan isu politik." Grizelle menunjukkan kurva penurunan ekonomi Korea Selatan pada Emmeline.
"Lalu, apakah ini ada hubungannya dengan ganja dari Malaga?"
"Bisa saja. Itulah tugas kita Emmie. Memastikan sesuatu dengan informasi yang akurat."
Emmeline menatap Grizel dalam cahaya remang-remang ruangan. Atensinya menatap dalam pada netra Grizel yang indah. "Apakah tidak apa jika Direktur menunjukmu dalam tugas ini, Griz? Kau baru saja kembali dari Itali beberapa hari yang lalu."
"Maksudmu untuk menyelidiki pemerintahan Korea Selatan?" Tanya Grizelle memastikan. Tentu saja Grizel yang akan turun dalam kasus ini. Selain kemampuan berbahasa koreanya, Grizel juga sedang dalam masa kekosongan tugas saat ini.
"Ya. Bukankah kau belum pernah mengunjungi tempat ibumu itu berasal? Lagipula ini kasus serius Griz. Kita perlu ahli kriptologi mungkin. Tapi kau menguasai kriptologi dan IT, tentu saja memudahkanku untuk menggali informasi jarak jauh." Jelas Emmeline.
"Baiklah. Kau urus saja laporan kepada Direktur. Aku akan mencari alasan untuk Ibuku." Putus Grizelle. Ia harus membuat alasan agar ibunya tidak mencurigai kepergiannya.
Selama ini Lee Yunha hanya tau bahwa Grizelle adalah seorang kurutor seni yang sering menghabiskan waktu mengelilingi museum-museum sejarah di dunia. Ia tidak pernah tau, kepergian Grizel sebenarnya adalah bentuk perjalanan dinas untuk menyelesaikan misi.
"Baiklah kalau begitu. Aku pamit pulang, Oscar membutuhkan bantuanku." Emmeline memasukkan beberapa flashdisk yang tergelatak diatas meja kedalam tasnya.
Sedangkan Grizelle mematikan hologram yang tadi menyala dan menekan remot untuk menghidupkan lampu ruangan itu. Dalam sekejap cahaya memenuhi ruangan dengan aroma sandalwood yang mewah. Pemandangan kota pada malam hari yang dilihat Emmeline menghilang beriringan dengan lampu yang menyala.
"Wah. Itu tadi hanya manipulasi tiga dimensi?" Emmeline melihat takjub pada city view yang sekarang berubah menjadi dinding polos berwarna putih.
"Kau fikir kita masih di flat apartment-ku? Kita masih berada di lantai 49?" Alih-alih menjawab Emmeline, Grizelle justru bertanya balik pada temannya itu.
"Maksudmu? Bukankah tadi kita masuk kelift menuju flat apartmentmu?" Emmeline mengerutkan dahinya bingung pada pertanyaan Grizel.