La Arus

Mer Deliani
Chapter #3

Janji

Malam Minggu di kota Medan seharusnya ramai dengan suara tawa dan deru sepeda motor. Tapi bagi Sarin, yang berjalan seorang diri di bawah cahaya lampu jalan yang temaram, satu-satunya suara yang terdengar adalah detak jantungnya sendiri yang bergemuruh seperti genderang perang. Benda kecil di dalam tasnya terasa berat seperti batu, sebuah bukti dosa yang ia genggam erat.

Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai di kos Jona, tapi perjalanan itu terasa seperti melintasi padang pasir. Setiap langkah adalah perjuangan melawan keinginan untuk berbalik dan lari. Lari ke mana? Ia tidak tahu. Dunia yang tadinya terasa luas kini menyempit menjadi hanya sebatas kamar kos pria itu.

Kos Jona lebih berantakan dari miliknya. Aroma kopi instan dan sedikit asap rokok menyambutnya. Jona sedang duduk di depan laptopnya, mungkin bermain game, hanya mengenakan kaus oblong dan celana pendek. Ia tampak kaget melihat Sarin berdiri di ambang pintunya.

“Sarin? Kenapa malam-malam ke sini?” tanyanya, langsung bangkit dan menghampirinya. “Ada apa? Wajahmu pucat sekali. Skripsimu ditolak lagi?”

Sarin hanya menggeleng. Tenggorokannya terasa tercekat. Ia tidak sanggup merangkai kata. Semua kalimat yang sudah ia susun di kepala selama perjalanan tadi lenyap begitu saja.

“Bukan skripsi, Jo,” akhirnya ia berhasil berbisik.

Kecemasan langsung tergambar di wajah Jona. Ia menuntun Sarin untuk duduk di tepi tempat tidurnya, satu-satunya tempat duduk selain kursi belajarnya. “Lalu apa? Ada masalah di kampung? Orang tuamu?”

Lagi-lagi Sarin menggeleng. Ia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya. Daripada berbicara, ia membuka ritsleting tasnya. Tangannya yang gemetar merogoh ke dalam dan mengeluarkan benda kecil itu, alat tes kehamilan yang masih terbungkus plastik apotek.

Ia tidak memberikannya. Ia hanya meletakkannya di atas meja belajar Jona yang penuh buku, tepat di samping asbak yang masih berisi satu puntung rokok.

Benda itu tergeletak di sana. Putih, mungil, dan mematikan.

Lihat selengkapnya