Keesokan harinya. Di pagi yang cerah, dengan embun yang masih terlihat segar menempel di atas rerumputan diiringi matahari yang menampakkan sinar hangatnya.
Jarak sekolah yang cukup jauh dari rumah, mengharuskanku bangun lebih awal agar tidak telat ketika sampai di sekolah. Aku pun bergegas mempersiapkan semuanya.
Gerbang sekolah yang sudah terlihat, membuatku tersenyum kecil. Akhirnya aku sampai juga, setelah satu jam berjalan kaki.
Sesampainya aku di sekolah, aku langsung menuju kelas berharap suasananya masih sepi agar aku dapat kursi paling depan.
Ya, dugaanku benar. Kini kelas masih sepi, belum ada satupun yang datang. Sama seperti sebelumnya, aku langsung menempati kursi paling depan yang dekat dengan guru.
Tak lama, Jaizein datang dan menghampiriku lalu bergegas duduk di sampingku.
Kringgg… bel berbunyi pertanda jam pelajaran akan dimulai. Satu per satu siswa memasuki kelas hingga kelas terisi penuh. Tak lama datang seorang guru memasuki kelas.
“Assalamu’alaikum Anak-Anak.”
“Waalaikumussalam Bu Guru.”