La Ba'sa

Restu syndi yani
Chapter #13

Chapter #13

Dua tahun kemudian…

Sekarang aku sudah duduk di bangku kelas Sembilan. Menjalani hari-hariku yang berbeda dari sebelumya. Jika kemarin aku hanya seorang murid yang aktif bertanya serta belajar, tapi sekarang aku adalah murid sekaligus guru.

Singkatnya beberapa hari yang lalu bu Susi datang ke rumahku. Beliau meminta aku untuk mengajar di SDN Bandarasari 2 sekolahku yang dulu, karena ada beberapa guru yang cuti.

Setelah beberapa bulan aku mengajar dengan semampuku, aku mendapat kelas siang untuk belajar di MTS dan paginya kupakai untuk mengajar anak-anak SD. Rasanya aneh, tapi nyata. Aku yang masih muda sudah mengajar, partner mengajarku adalah guru-guru yang dulu mengajarku.

Ketika masa kontrak mengajarku akan habis, pihak sekolah memperpanjangnya kembali dengan alasan bahwa anak-anak di SD lebih paham jika aku yang mengajarkan mereka. Ternyata ada yang diam-diam memantauku dari kejauhan dan mereka mengatakan bahwa gayaku mengajar lebih baik daripada guru aslinya.

Di pagi hari, aku berkumpul di sekolah dan duduk satu ruangan dengan guru-guruku. Sedangkan siangnya, aku menjadi murid didiknya kembali. Namun hal itu tidak membuatku melumrahkan adab dan etikaku pada guru sekaligus orangtuaku. Selama aku mengajar, aku juga mendapat gaji namun tidak sama dengan guru lainnya. Dari gaji tersebut aku dapat terus menabung.

Tak terasa waktu terus berjalan dan aku pun lulus dari MTS. Aku dan Zein berencana ingin meneruskan sekolah di tempat lain, kita ingin merantau ke kota karena kita adalah anak yang terlahir di kampung yang terpencil dari kota. Kami berencana untuk merantau hingga mendapat pekerjaan lalu sekolah dengan uang hasil sendiri.

*****

Life after graduate membuatku harus mempersiapkan diri dengan matang, akan bagaimana aku setelah ini. Tidak mungkin aku terus tinggal bersama orangtua, membebani mereka dengan kebutuhan hidupku yang semakin banyak. Aku harus menjadi orang yang sukses, mengangkat derajat mereka, berusaha maksimal dan terus memperhatikan mereka walau nanti jarak memisahkan kita. Bulan Syawal nanti, aku harus pergi merantau untuk menata kembali masa depanku.

Setelah lulus aku tidak merasa jenuh dan bosan, karena aku masih mempunyai satu kegiatan yang kutekuni, sebelum akhirnya aku meninggalkan kampung ini. Di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, aku mendapat jadwal berceramah, selama dua puluh delapan malam, mengisi ceramah di satu tempat ke tempat lain.

Bulan ramadhan mendidik kita menjadi manusia yang lebih baik, beriman dan bertakwa kepada Allah. Bulan yang hanya didapat dan dirasakan satu bulan dalam satu tahun.

Setelah seharian full berpuasa, menahan segala hawa nafsu yang ada dalam diri, dan dilanjut dengan menunaikan ibadah tambahan yaitu sakat tarawih setelah isya. Setelah salat isya, aku tampil menyampaikan risalah dakwah kepada para jamaah. Dengan mental dan keberanian yang aku latih sebelumnya.

“Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Ma’asyiral hadirin, jamaah hafidzakumullah,  

  Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada hadirin sekalian. Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT, dengan berusaha melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Semoga kita kelak dimasukkan ke dalam surga Allah bersama orang-orang yang bertakwa, aamiin.

  Hadirin hafidhakumullah, Allah SWT berfirman di dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 219:

﴿۞يَسۡئلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ قُلۡ فِيهِمَآ إِثۡمٞ كَبِيرٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثۡمُهُمَآ أَكۡبَرُ مِن نَّفۡعِهِمَاۗ وَيَسۡ‍ٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلِ ٱلۡعَفۡوَۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ ٢١٩﴾

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang minuman keras dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.’ Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, ‘Kelebihan (dari apa yang diperlukan).’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan."

Allah SWT juga telah berfirman dalam QS Al-Maidah [5] ayat 90:

﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠﴾

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."

Pada ayat terakhir di atas, Allah SWT secara tegas menyatakan bahwa tindakan meminum khamr, berjudi, undi nasib, adalah bagian dari perilaku setan. Untuk itu perilaku itu disebut sebagai rijsun (najis/keji), seiring setan senantiasa hendak berbuat menjerumuskan manusia ke dalam lembah kehinaan. Maka dari itu, orang yang meniru perilaku setan, dianggap sebagai orang yang hendak menjerumuskan dirinya sendiri dalam lembah kehinaan (rijsun) tersebut. Salah satunya adalah melalui khamr, judi, dan sebagaimana digambarkan dalam ayat tadi. 

Sahabat Abdullah ibn Umar radliyallahu 'anhu, suatu ketika dawuh. Yang artinya: "Diriwayatkan dari Baginda Nabi SAW, Sesungguhnya kelak para peminum khamr akan dihadirkan di hari kiamat kelak, dengan wajah yang menghitam, kedua bola matanya pucat, lidahnya terjulur hingga ke dadanya, dari kedua betisnya mengalir sesuatu yang seumpama darah. Mereka akan dipertontonkan dan dilecehkan di hadapan manusia." 

Maka dari itulah kemudian Baginda Nabi memberikan peringatan: Artinya: "Jangan kau mengucapkan salam padanya. Jangan menjenguknya ketika ia sakit. Jangan menshalatinya ketika ia mati. Karena sesungguhnya mereka disisi Allah, kedudukannya seperti penyembah berhala."

Bagaimana mau diucapkan salam? Padahal salam adalah doa keselamatan, sementara peminum khamr memilih untuk dirinya ketidakselamatan.  Bagaimana mau dijenguk? Lah wong sakitnya itu sudah dibuatnya sendiri sebab kebiasaannya minum khamr.  Bagaimana mau dishalati, sementara ia menerjang larangan dari Allah dari meminum khamr.

Larangan dari Rasulullah SAW untuk tidak mengucap salam kepada syaribul khamri (peminum minuman keras), termasuk pula larangan menjenguknya ketika sakit, dan larangan menshalatinya, adalah suatu bentuk sanksi. Sanksi ini jangan dipahami sebagai sebuah kebencian. Akan tetapi sanksi itu mesti dipahami sebagai sebuah pendidikan. Pendidikan kepada masyarakat dari Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Ada banyak sanksi yang disampaikan untuk syaribul khamri dalam kitab-kitab fiqih. Misalnya adalah klasifikasi sah tidaknya tasharuf para syaribul khamri tersebut. Untuk syaribul khamri pemula, yang mabuk bukan karena kemauannya sendiri maka ucapan talaknya saat kondisi mabuk, masih dihukumi tidak jatuh, dan jual belinya masih dihukumi tidak sah. Untuk syaribul khamri yang profesional, ucapan talak atau akadnya saat kondisi mabuk dihukumi sebagai sah.

Mengapa ada pembedaan? Itulah salah satu bentuk syariat dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat. Ada jenjang dan tahapannya. Kesalahan yang dilakukan di awal, masih dima'fu. Tapi, kalau sudah sering melakukan kesalahan berupa minum khamr, maka langsung syariat memutuskan sanksinya. 

Dalam hadits di atas juga disebutkan bahwa syaribul khamri adalah seperti penyembah patung. Penjelasan dari ini sebenarnya berangkat dari sebuah pengakuan hukum bahwa hukumnya syaribul khamri, sedikit atau banyak khamr yang diminum, hukumnya adalah haram.  Haram ini yang menetapkan adalah nash Al-Qur'an dan al-hadits. Ijma' ulama juga menyatakan sebagai haram.

  Akhir dari ceramah, ada sebuah maqalah yang disampaikan dari pemahaman dawuh Sayyidina Utsman bin Affan radliyallahu anhu:

إن شارب الخمر إذا سكر يجري علي لسانه كلمة الكفر ويتعود لسانه بذالك ويخاف عند موته أن يجري علي لسانه كلمة الكفر فيخرج من الدنيا علي الكفر فيبقي في النار أبدا

Artinya: Sesungguhnya, peminum arak, saat ia mabuk, maka lisannya akan cenderung mengucap dengan ucapan-ucapan kufur. Akhirnya lisannya menjadi terbiasa karenanya. Karenanya, baginya sangat dikhawatirkan, saat mati lalu lisannya mengucap ucapan-ucapan kufur. Lalu ia keluar dari dunia dalam kondisi kufur. Akhirnya nerakalah tempat kekal baginya." Sungguh, kita berlindung kepada Allah SWT, dari mati suul khatimah. Mati dalam kondisi kekufuran sehingga diakhirat mendapat adzab api neraka! Naudzu billah tsumma naudzu billah.  

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) ـ   وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ ـ     


“Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh“

Lihat selengkapnya