La Ba'sa

Restu syndi yani
Chapter #17

Chapter #17

Sudah berbulan-bulan aku tinggal di pesantren, aku tak pernah berkeluh kesah apapun kepada kakakku yaitu ustaz Hammani.

Di tempat ini aku dipertemukan dengan teman kecilku dulu dan kini ia pun masih tetap bersamaku bahkan hubungan kami lebih dekat dari sebelumnya, kami sebangku dan sekamar, rasanya bukan hanya sekedar teman melaikan sudah dianggap seperti saudara sendiri. Ustaz Hammani juga sudah dianggap bagian dari keluarganya.

Hari ini adalah hari Rabu, hari pelajaran favoritku tidak lain dan tidak bukan adalah pelajaran mahfudzhot. Aku sangat suka pelajaran ini, karena ustad Tamim menjelaskannya dengan sangat jelas dan mudah dipahami.

“Assalamualaikum,” ucap ustad Tamim memasuki kelas dengan postur tubuh yang gagah serta jiwa kharismatiknya.

“Waalaikumussalam,” jawab para santri.

“Kaifa halukum ayyuha tullab?”

“Alhamdulillah innaa bil khoir,” jawab para santri dengan semangat

“Toyyib madza darsunal aana?” tanya ustad Tamim berdiri memegang spidol.

“Darsunal aana al mahfudzo.t”

Ustad Tamim langsung menuliskan dua mahfudzot di papan tulis

Rubba akhin lam taalidhu walidatun

Al bukhlu jilbabul maskanati

Lihat selengkapnya