La Ba'sa

Restu syndi yani
Chapter #18

Chapter #18

Dua puluh menit lagi, adzan magrib akan dikumandangkan. Anan segera bergegas menuju masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh dari asrama. Di masjid Anan segera berwudhu dan langsung mengambil al-quran pemberian Jaizein.

“Zein, aku rindu kamu, juga ibu, ayah, dan Saida,” gumamku sambil memeluk al-quran itu. Adzan berkumandang dengan sangat syahdu, akupun segera menaruh al-quran.

Setelah shalat magrib, aku tidak pulang ke kamar melainkan duduk rapih dengan mushaf yang sudah kugenggam. Tak lama Faiz datang menghampiriku.

“Assalamualaikum,” sapanya lalu duduk di sampingku.

“Wa’alaikumussalam.”

“Nan, ikut kelompok khot yukkk.” Pernyataan yang dilontarkan faiz membuatku segera menutup al-quran .

“Bayarnya mahal tidak?” tanyaku pada Faiz.

“Masyallah… Nan buat ilmu aja masih nanya bayarannya?” kata Faiz sambil menepuk jidatnya.

“Kamu kan tahu, aku enggak punya biaya buat bayarnya.”

“GRATISSS ANAN.” Suaranya sangat terdengar seperti toa masjid.

“Ah kamu pasti becandakan?! mana ada zaman sekarang yang gratisan.”

“Gratis masuknya, tapi kita harus beli handam dan tintanya sendiri.”

“Kamu aja deh, aku enggak.”

“Ish Anan, tulisanmu itu bagus. Sayang jika tidak dilatih.” Lalu aku terdiam mendengar perkataan Faiz

“Memangnya kamu tidak mau bilang ke ustaz Hammani?”

Lihat selengkapnya