La Ba'sa

Restu syndi yani
Chapter #26

Chapter #26

Hari pertama aku di rumah. Pagi-pagi sekali, aku ikut bersama ayah menuju ladang. Awalnya ayah melarangku, dia menyuruhku untuk beristirahat karena aku telah melalui perjalanan yang sangat jauh. Namun, aku menolaknya.

“Ayah, jujur selama di pesantren aku rindu bekerja di ladang bersama ayah,” ujarku sambil membawa buah kelapa.

“Kamu anak baik Nak, Ayah bangga punya kamu. Selama kamu pergi Ayah merasa kesepian karena tidak ada lagi yang membantu Ayah.”

Mendengar apa yang dikatakan ayah, hari ini aku ingin menghabiskan waktuku bersamanya di ladang, karena aku hanya mempunya waktu 3 hari di sini.

Senja yang sangat indah. Aku jadi teringat masa kecilku, yang sering sekali pulang ke rumah sore hari bersama ayah, dengan membawa kelapa-kelapa yang sudah dipanen.

“Ayah biar aku yang bawa kelapa itu,” pinta anak laki-laki yang baru berusia delapan tahun.

“Jangan Anan, kelapa ini berat.”

“Tapi Ayah, Anan bisa bawa kelapa itu,” rengeknya.

“Ini, kamu hanya bolerh bawa dua kelapa saja ya, sisanya biar ayah yang bawa,” katanya sambil memberikan dua buah kelapa.

“Baik ayah.”

Hari kedua, aku habiskan dengan bercerita bersama ibu. Mengingat masa kecilku Bersama kak Hammani dan Saida. Masa kecil yang kami lalui dengan penuh perjuangan dan harapan, demi kedua orang tua yang telah membesarkan kami dengan penuh cinta dan sayangnya. Rasa Syukur tiada tara, dilahirkan di keluarga cemara seperti ini. Kebahagiaan bagiku lebih penting dan utama, walau keadaan ekonomi membuat kami harus terus belajar dan bergerak.

Lihat selengkapnya