La Ba'sa

Restu syndi yani
Chapter #27

Chapter #27

Sore hari, angin berhembus sepoi-sepoi. Warna jingga sudah mulai menampakkan keindahannya. Pondok pesantren yang sangat asri dan indah dibangun di tengah pedesaan, dengan seluruh penghuninya yang ramah.

Aku dan ustaz Hammani berjalan menuju rumah sang pengasuh pondok yang indah dan elok. Rumah minimalis dengan tampilan sederhana, dihiasi beberapa burung dan tanaman-tanaman bunga yang membuatnya terlihat segar. Baru saja kami sampai di depan rumah, beliau langsung mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam rumahnya.

“Anan, ini ustaz Azhari yang kakak ceritakan padamu. Beliau ini teman kakak.”

“Jangan khawatir, di sini Anan akan baik-baik saja,” kata terakhir kakak sebelum beliau meninggalkanku.

Awalnya aku ragu. Namun, karena beliau yang sangat royal, akhirnya aku bisa terbuka. Aku mulai menceritakan permasalahan di pondok yang ustaz Hammani pimpin. Beliau mendengarkan ceritaku sampai selesai.

“Mulai sekarang, tenangkan pikranmu, yang lalu biarlah berlalu. Jangan berlama-lama larut dalam dukamu itu,” kata ustad Azhari meyakinkanku.

“Bismillah akan kubuka lembaran baru,” kataku dengan suara yang rendah dan tak terdengar oleh ustaz Azhari.

Besoknya aku langsung mendapat jadwal mengajar dan aku mulai masuk kelas pada jam yang semestinya. “Assalmualikum,” kataku sambil berdiri di hadapan para santri.

“Waalaikumussalam,” jawaban yang kompak dan semangat dari para santri.

“Madza darsunalana?” tanya sang ustaz pada santrinya.

“Darsunalana al mahfudzot.” lalu aku mulai menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan lugas sampai bel berbunyi yang menandakan bahwa jam mengajar untukku telah usai.

Waktu istirahat yang selalu ditunggu dan dinanti-nanti oleh para santri, karena pada waktu itu mereka dapat beristirahat bahkan sebagian santri menggunakan waktunya untuk mengaji dan sholat sunnah dua rakaat.

***

Suasana masjid sangat ramai, aku merasa sangat nyaman, membuat hati tenang dan tentram. Lantunan ayat suci al-quran yang dibacakan oleh beberapa santri, menambah kesyahduan suasana pondok bak syurga di dunia.

Lihat selengkapnya