La Vie En Rose

deliaafebri
Chapter #4

03 - Curiga

🌹🌹🌹

Kantin SMA Pelita Bangsa begitu ramai pagi ini. Di jam istirahat pertama mereka semua menyerbu seluruh makanan yang tersedia.

Primadona SMA, si Rose kini tengah berjalan bersama Delphine menuju kantin. Rose berjalan dengan wajah di tekuknya, moodnya masih belum membaik sejak ia di usir oleh lelaki asing kemarin. Bahkan saat di rumah Rose terus mengumpati lelaki itu.

Rose berjalan di depan sedangkan Delphine di belakangnya. Rose berhenti untuk mencari tempat duduk yang pas untuknya dan juga sahabatnya.

Delphine yang sedang fokus pada ponselnya tak menyadari gadis di depannya tengah berhenti, ia menabrak tubuh tegap Rose.

"Astaga! Rose, lo kalo berhenti bilang napa! Kan jatoh ponsel gue!" Rose mengambil ponsel milik Delphine yang terjatuh di depanya.

"Ck! Gue beliin lo iphone 11 pro max besok!" ucap Rose sambil menyerahkan ponsel Delphine. Rose sedikit membaca chatan sahabatnya itu namanya ikut di sebut di dalam sana. Tapi ia sedang tak ingin kepo karena perasaannya yang belum juga membaik.

Mata Delphine berbinar.

"Ahhh! Yang bener lo war?!" tanya Delphine sambil memukul bahu Rose sambil tertawa hambar.

Rose tak menghiraukannya ia melanjutkan jalannya menuju salah satu bangku yang kosong. Delphine melompat-lompat sambil tertawa mendengar penuturan Rose.

"Mak! Pesen mie ayamnya dua ya! Yang satu kecapnya banyakin kalo bisa kasih brown sugar, soalnya gue pengen merayakan hari ini dengan yang manis-manis!" Delphine berdiri di salah satu stan kantinya, dengan senyum yang selalu terpancar di wajahnya.

"Dasar si Delpin! Kamu teh ada-ada aja, mana ada itu apa, bron sugar!. Kasih senyuman emak aja ya yang manis!" ucap si penjual sambil menunjukan giginya yang sudah hilang satu.

Rose menumpu wajahnya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menscroll layar ponselnya. Rose semakin kesal ketika sinyal di ponselnya tiba-tiba bermasalah.

"Dasar ponsel gak guna!" ucap Rose sambil melempar ponselnya ke meja.

Tristan datang lalu mengambil ponsel Rose.

"Eits! Nih hp, kalo di jual bisa buat gue nyicil rumah lo war!" ucap teman Tristan sambil mengambil ponsel Rose dari tangan Tristan. Tristan menghiraukan ucapan temannya itu.

"Kamu kenapa si? Kok mukanya dari tadi aku perhatiin di tekuk terus gitu?" Tristan mengusap pelan tangan Rose.

Rose menghela napasnya kasar sambil menyugar rambut cokelatnya. Lalu menceritakan tentang kejadian kemarin kepada pacarnya.

"Dasar duda gak tahu terima kasih! Seenggaknya walaupun dia gak mau di tolongin ya ada lah ucapan terima kasihnya, agak sopan dikit lah ya sama cewek! Masa kaya gitu!" kesal Rose.

"Emang tuh cowok beneran duda? Kalo bukan? Lo juga yang malu kali war! Nuduh orang sembarangan, ingat suudzon itu gak baik! Don't judge book by it's cover!" cibir Athala. Rose menatap sinis Athala, tapi perkataan Athala ada benarnya juga pikirnya.

"Udah ah, gue jadi bad mood lagi liat lo tha!" ucap Rose sambil merebut ponselnya dengan kasar dari tangan Athala.

"Ya gak jadi deh gue nyicil rumah."

"Si Rose mau kemana?" tanya Delphine yang baru datang dengan nampan di tangannya.

Tanpa aba-aba, Tristan langsung menarik tangan Delphine untuk meninggalkan kantin.

Athala tersenyum sinis melihatnya. "Dasar bastard!"

Rose berbalik dan hendak memanggil Delphine, tapi ia melihat sahabatnya itu tengah di tarik oleh Tristan. Mata Rose menyipit.

"Tristan mau bawa Delphine kemana? Mereka kan gak pernah akur? Jangan-jangan..."

"Mereka mau gelut lagi?"

🥀🥀🥀

Lihat selengkapnya