La Vie En Rose

deliaafebri
Chapter #7

06 - Pemakaman

🥀🥀🥀

Rose menangis meraung-raung di dalam kamarnya. Ia tak mau keluar lagi setelah ia melihat kedua orangtuanya turun dari mobil. Iya kira orang tuanya turun dari mobil Alphard kesayangannya, tapi ternyata mobil ambulan lah yang membawa mereka.

"MOMYY!!! GAK MUNGKIN!!!" Rose memeluk kedua lututnya frustasi, sesekali ia menyugar rambutnya yang mulai acak-acakan.

"Apa ini kejutan yang mau Popy kasih ke Rose? Arghhhh!!!!!!" Rose melempar semua benda yang berada di atas nakasnya. Termasuk fotonya dengan pacar dan juga sahabatnya.

"Tuhannn gak adilllll!! Tuhan jahat!"

Sedangkan di luar Bi Marni dan yang lainnya tengah dilanda kekhawatiran, mereka khawatir Rose juga akan melukai dirinya sendiri.

"Rose!! Buka pintunya sayang! Jangan buat kami khawatir!" Bi Marni mencoba berbicara dengan Rose, namun tetap saja Rose tidak memperdulikannya.

"Awas! Biar saya coba dobrak!" Jodi mundur beberapa langkah dan bersiap mendobrak pintu kamar Rose.

Setelah beberapa kali memcoba mendobrak akhirnya pintu terbuka. Bi Marni dan Dara langsung masuk dan mendapati Rose tengah terduduk di sudut sambil memeluk kedua lututnya.

"Rose!!!" Dara langsung berlari dan memeluk Rose.

Rose mencoba memberontak untuk melepas pelukan Dara.

"Rose dengerin mba! Dengerin! Lihat wajah mba!!" Dara memaksa Rose agar mendongak melihat wajahnya.

"Kamu tahu, kamu sudah berdosa jika menyalahkan tuhan seperti ini. Heyyy! Lihat Mba!!" Dara kembali menarik paksa wajah Rose.

"Tuhan itu yang maha adil! Ia mengambil kedua orang tuamu karena ia ingin kamu belajar untuk menjadi gadis yang mandiri dan tidak bergantung pada orang tuamu lagi! Dan supaya mereka gak lelah dengan perilakumu Rose. Memangnya mba gak tahu, selama ini kamu selalu memaksakan kehendakmu untuk mereka berdua di balik sifatmu yang feminim dan anggun bak putri kerajaan?" Dara menangkup kedua pipi Rose dengan tangannya.

Sedangkan semua orang di dalam bingung dengan yang di katakan oleh Dara.

"Mereka juga lelah Rose, setiap hari kamu meminta villa, liburan keluar negeri! Tas branded dan segala macam hal yang mahal! Mba tahu kamu boros Rose! Bahkan kemarin kamu baru saja menggunakan uang sebesar 25 juta bukan? Rose ibu dan ayahmu itu bukan boneka yang bisa selalu kau paksa! Mereka manusia yang juga bisa pusing memikirkan segala macam hal. Apalagi kamu meminta rumah di Amsterdam yang megah dan mewah untuk tinggalmu ketika kuliah nanti kan?" Dara menatap Rose dalam.

Baiklah, fakta ini sukses membuat semua orang tercengang.

"Kehilangan itu wajar Rose, tapi mba gak yakin kamu nangis karena kehilangan orang tua atau atm berjalan kamu?" Rose menatap tajam Dara dengan mata sembabnya.

"Cobalah menjadi gadis yang mandiri, gadis yang bisa berdiri ketika semua orang bersorak karena kamu terjatuh!" Dara memeluk Rose, sebenarnya masih banyak fakta yang tak ia ungkap, hanya saja ia takut Rose akan malu. Biarkan waktu yang mengungkapnya satu persatu.

"Jangan mencoba menyalahkan tuhan, karena tuhan hanya kembali mengambil apa yang dia punya. Ibu dan ayahmu pasti akan sedih disana, ketika menyadari bunga yang ia beri kasih dan cinta untuk menjadi kuat malah lemah dan patah seperti ini?"

"Ayo bangun, kalo kamu sedih karena kehilangan mereka ikut mba antar mereka ke peristirahatan terakhir, tapi kalo kamu sedih karena kehilangan atm berjalan kamu, ambil semua harta kedua orang tua mu lalu pergi dari sini secepatnya!" Dara mengucapkan itu sambil berlalu dari hadapan Rose ia mengisyaratkan agar seluruh orang disana mengikutinya. Tajam dan menusuk itu yang Rose rasa dari ucapan Dara.

Rose masih diam menatap lantai dengan isakan yang masih jelas lalu suara lirihnya keluar membuat Dara berhenti sejenak, "Apakah salah aku menyalahkan tuhan yang jelas-jelas sudah mengambil milikku?" Rose berkata dengan lirih.

Lihat selengkapnya