La Vie En Rose

deliaafebri
Chapter #8

07 - Bibi Betari

🥀🥀🥀

Sudah dua hari ini, Rose memilih untuk libur terlebih dahulu. Dengan alasan sakit. Setelah pemakaman kedua orang tuanya, Rose mencoba untuk menghubungi Delphine dan Tristan tapi nomor keduanya tidak aktif. Rose sungguh kesepian, tapi karena ada Yasmine membuat harinya sedikit berwarna. Rose yang meminta Yasmine untuk tinggal bersamanya untuk beberapa hari saja sampai ia mau masuk sekolah lagi, dan bocah itu menerimanya dengan mengatakan "My pleasure" dengan suara imutnya.

Tapi saat ini, bocah berumur 4 tahun itu tengah peegi kesekolah. Rose meminta pada bi Marni agar memperlakukan Yasmine seperti adiknya, dan bi Marni serta yang lainnya menerimanya dengan senang hati. Apalagi melihat Yasmine yang bisa membuat siapa saja tersihir dengan sifat unik dan omongannya yang belum terlalu lancar.

Bahkan semalam bocah itu mengerjai mang Ateng dengan menceburkan bola kedalam kolam renang berkali-kali. Hingga mang Ateng angkat tangan. Sedangkan bocah itu malah tertawa dengan senang.

Rose menatap langit dengan mata sembab, ia masih belum terlalu mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya. Rose duduk di ayunan gantung berwarna merah mawar miliknya yang ia letakan di balkon kamarnya.

"Lavender blue... dilly .. dilly.. Lavender green.. when i am king.. dilly.. dilly you shall be queen.." Rose bersenandung sambil ujung jempol kakinya bergerak agar ayunannya mengayun. Ibu Rose selalu menyanyikan lagu Ost. Cinderella ini untuk Rose dikala ia sedang sedih atau khawatir.

Matanya kembali meluncurkan air bening dengan tatapan kosong. Rose menggigit ujung kukunya.

"Who told you so?.. dilly.. dilly... Hiks.. who told you so?.. twas own my heart... Hiks.. dilly.. dilly... That... Told.. hiks.. me... so.." Rose berusaha sekuat tenaga agar tak menangis, agar ia bisa membuktikan pada Dara bahwa ia bukan gadis lemah. Rose menghapus air mata yang menggenang di bawah pelupuk matanya. Suara pintu di buka menyadarkan dirinya. Namun Rose maaih enggan untuk bergerak ia tengah nyaman dengan posisinya.

"Rose? Ini mba Siska. Boleh mba masuk?" Kepala wanita itu menyembul dari balik pintu. Mba Siska melihat ayunan itu bergoyang, itu artinya gadis pink itu tengah berada di sana.

Tak mendapati sautan dari si empu, mba Siska memilih untuk masuk kedalam.

"Rose? Di bawah ada nyonya Betari sama aden Noval. Mereka pengen ketemu sama kamu katanya. Ada yng mau di bicarain." Mba Siska berbicara dengn takut-takut.

Senandung merdu dari Rose berhenti begitu saja ketika mendengar nama Betari di sebut. Akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu datang.

"Nanti Rose turun." jawab Rose sambil berdiri dari duduknya. Rose membenarkan cepolan rambutnya. Lalu berjalan ke arah arah cermin di sebelah kirinya. Mba Siska mengangguk dan memilih meninggalkan kamar.

Rose bersyukur bibinya satu-satunya itu akhirnya datang. Adik dari ayahnya itu sudah seperti ibunya sendiri. Rose menghapus sisa-sisa air matanya. Bibi Betari selama ini tinggal di Inggris, karena mempunyai suami orang luar membuatnya harus ikut tinggal disana.

Rose berjalan kearah kaca riasnya, ia mengambil make up remover lalu mendiamkannya sebentar di matanya setelah itu ia juga mengoleskannya di sekitar mata agar sedikit nampak segar. Ia tak ingin terlihat menyedihkan di depan bibi kesayangannya itu.

Rose berlari ke bawah suara sendalnya yang beradu dengan lantai terdengar jelas menggema di rumah mewahnya.

"Bibi Betari dimana Bi?" tanya Rose begitu sampai di bawah. Bi Marni menunjuk taman mawar di belakang rumahnya. Rose mengangguk lalu segera berlari kesana.

Ibu Rose memang membuat taman khusus untuk Rose. Taman yang di dominasi bunga mawar itu adalah tempat favorit Rose di rumahnya. Terdapat berbagai macam mawar disana dari mawar lokal hingga internasional dan juga mawar langka. Semuanya untuk Rose. Tapi mawar favoritnya adalah 'Eden Rose' dan 'Constance Spry' karena warnanya yang membuatnya nyaman dan sangat cantik.

Rose melihat bibi dan sepupunya itu tengah duduk di kursi gazebo yang biasa ia dan keluarganya gunakan untuk menghabiskan waktu weekend.

"Bibi!!" Rose berlari kearah bibi Betari lalu langsung menerjangnya dengan pelukan hingga membuat bibi Betari sedikit terhuyung kebelakang jika bukan karena Noval memegangi punggung ibunya.

"Ya ampun! Rose." Bibi Betari menghujani Rose dengan ciuman di kepalanya. Rose memeluk bibi Betari dengan sangat erat.

"Hiks... Rose sen-sendirian bi! M-momy sama p-popy udah gak ada! Huaaa!!!" tangisan Rose makin menjadi di pelukan bibinya.

Noval hanya memperhatikan nya dengan wajah datar.

"Rose... Hushh! Kamu gak sendirian. Ada bibi sama Noval disini. Kami ini keluarga kamu, jangan ngomong gitu lagi ah!" jawab bibi Betari sambil menangkup kedua pipi Rose dengan tangannya.

Lihat selengkapnya