Labirin 101

Aulia Mumtaza
Chapter #3

#3 Detak

Sebuah taksi berwarna putih tengah melaju pelan menyusuri Jalan sudirman, gerimis kecil tengah turun malam ini, Nario itu nama Supir taksi itu tengah serius mengamati orang-orang yang berada di trotoar jalanan Sudirman ini berharap menemukan penumpang, ia sesekali menengok jam tangannya yang dibelinya di Pasar Senen, sudah menunjukkan hampir jam 12 malam, Mulai agak susah sebenarnya mencari penumpang kalau kondisi tengah malam begini. Nario mencoba mengusir rasa kantuk yang menghinggapinya dengan memperbesar volume musik dari radio yang diputar di dashboard taksinya itu.

Sekitar 50 meter didepannya dia melihat seorang perempuan yang tengah menggunakan payung berwarna oranya melambaikan tangan tanda meminta taksi berhenti, Nario tersenyum cerah, ia bersemangat memacu taksinya mendekati perempuan itu, ia pun berhenti didepannnya. Perempuan itu lalu melipat payungnya dan membuka pintu belakang taksi itu. “Ke Slipi ya mas..” kata perempuan itu.

“Selamat Malam mbak...” Nario menyapa ramah perempuan itu yang dari raut mukannya keliatan berumur sekitar 30an tahun.

Perempuan itu membalas dengan senyum kecil tanpa kata, sambil sesekali menyeka rok span selutut yang dikenakannya karena basah akibat terkena riak riak air hujan

“Baru pulang kerja ya mbak...?” Nario mencoba memecah kebisuan lagi, kali ini ia berharap suasana sedikit lebih cair.

“Iya mas..” balas perempuan itu dengan pelan.

“Kerja apa nih Mbak..? kok sampai malam-malam begini..?” lanjut Nario lagi

Perempuan itu tak segera menjawab, Ia menunduk sambil mencoba mengeringkan rambut panjangnya yang juga basah sedikit dengan tisu. Nario pun memilih diam lagi, ia seolah memahami bahwa pelanggannya itu sedang tak mau diajak banyak bicara.

“Biasa mas.. temen-temen kantor ngajak nongkrong dulu di Cafe after Hours..”

“Oohh...” Nario berkomentar pelan, “Kirain si mbak ini tadi lagi males diajak ngobrol”

“Ah mas bisa aja... “

Nario sekilas melihat perempuan itu mengamati Kartu keterangan Driver di Dashboard mobilnya.

“Sering Pulang larut malem gini mbak ? Gak takut apa ?” tanya Nario sambil sesekali melirik ke belakang lewat kaca spion dashboard

“Nggak juga sih mas.. kadang-kadang aja.. Bapak di rumah suka marah juga kalau saya pulang kelewat malem...”

“Oh tinggal sama orang tuanya ya mbak ? Kirain ngekost atau tinggal di Apartemen gitu...”

“Iya mas.. masih tinggal sama orang tua saya... emang asli Jakarta sini, Mas Sendiri aslinya mana.. ?”

Lihat selengkapnya