Kelas X dan XI akhirnya telah kami lewati. Tahun ini adalah tahun terakhir kami duduk di bangku SMA. Tahun yang juga menentukan bagi kami karena akan menghadapi Ujian Nasional. Kami semua belajar sebaik mungkin agar bisa lulus.
Saat berada di kelas XII ini, beberapa kejadian mengejutkan terjadi. Aku tidak lagi melihat Ardiyat dan Erik ataupun teman-teman lainnya ngumpul bersama seperti biasanya. Mereka semua pada sibuk belajar dan juga mengikuti les di sekolah. Adapula yang mengikuti les tambahan di luar sekolah. Hal itu membuat kami sulit untuk bergaul satu sama lain, bahkan dengan teman sekelas sekalipun.
Aku biasanya menghabiskan waktu dengan bermain atau membahas soal latihan UN dengan Shila. Dia menjadi teman sebangkuku saat duduk di jelas XII. Soalnya saat liburan semester tahun kemarin, Keisha pindah ke Amerika karena Ayahnya kembali bertugas di sana.
Sebelum dia pergi waktu itu, dia sempat mengatakan sesuatu kepadaku, “Irena, jangan terlalu berharap dengan seorang cowok. Kita akan kecewa ketika kita tahu dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan kita.” Kata-kataku itu sering terngiang di telingaku.
Aku paham dengan maksud Keisha. Dia pasti sedih dan kecewa setelah mengetahui bahwa cowok yang dia suka ternyata sudah menyukai orang lain.
Meskipun perkataan dia ada benarnya bagiku, tapi aku tetap memilih untuk bertahan menyukai seseorang yang kusukai. Aku tidak akan menyerah begitu saja sampai di titik akhir.