LACAK JEJAK MALA

Puspa Kirana
Chapter #6

Memulai

"Pagi Kak!" Ramah, Gya menyapa pelanggan pertama. Seorang perempuan menarik yang terlihat sedikit lebih tua dari Gya dan berpakaian seragam sebuah bank. Ia tinggal tidak jauh dari rumah Gya. Wangi parfum beraroma floral segera memenuhi udara dalam mobil.

Pagi ini langit terlihat cerah, berhiaskan sedikit awan putih di sana sini. Udara pun tidak terlalu dingin, walaupun waktu baru beranjak sepuluh menit dari pukul enam. Matahari tersenyum menampakkan cahayanya sejak setengah jam lalu. Membuat hati Gya bersenandung riang menyambut hari pertama bekerja. Sambil berusaha melupakan kekhawatiran akan pengalaman pertamanya mengantarkan pelanggan.

"Pagi. Ke jalan Sudirman, ya." Suara ramah perempuan itu menghilangkan kekhawatiran Gya bertemu dengan pelanggan judes di hari pertama menjadi sopir taksi online. "Eh, saya di belakang gini, enggak apa-apa?"

"Enggak apa-apa, santai saja. AC-nya cukup, Kak? Enggak terlalu dingin?" Tips pertama dari teman-teman di grup Whatsapp sudah mulai Gya terapkan. Ramah, tetapi tidak berlebihan kepada pelanggan. Kemarin mereka memberi tahu beberapa tips penting saat bekerja serta semangat dan doa ketika tahu hari ini pertama kali Gya menjadi pengemudi taksi online

"Cukup, kok."

Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing saat melewati jalan Sukaraja. Gya bersyukur jalanan masih lancar walaupun mulai padat. Memang jalan di sekitar rumah agak sulit diprediksi. Kadang pukul enam pagi kendaraan sudah antri menuju jalan Pasteur.

"Sudah lama jadi sopir taksi online, Dik?"

"Baru hari pertama."

"O ... mobilnya bagus. Kenapa jadi sopir taksi online?"

Mobil Mala tipe SUV dengan harga di atas 300 juta.

"Sambil menunggu panggilan kerja, Kak."

"O, baru lulus, ya? Angkatan berapa kuliahnya?"

Gya menyebutkan angka angkatannya.

"Saya tiga tahun di atas kamu."

"O iya, ya?" Gya menahan diri untuk tidak bertanya: Kuliah dimana, Kak?. Tips kedua dari teman-teman di grup Whatsapp, jawab saja pertanyaan pelanggan singkat tapi sopan dan jangan banyak bertanya, karena tidak semua orang suka ditanya-tanya. Lebih baik ambil sikap aman.

Mereka terdiam lagi. Si pelanggan terlihat asyik dengan ponselnya. Sementara Gya menikmati lagu dari Spotify di ponselnya yang terhubung dengan audio mobil Mala. Si pelanggan baru bicara lagi saat turun mengucapkan terima kasih.

Hari pertama berjalan cukup lancar. Sembilan trip Gya selesaikan dengan baik. Enam di pagi hari dan tiga setelah makan siang. Sebetulnya gadis itu masih punya waktu untuk dua atau tiga trip pendek lagi. Namun, ia merasa cukup di angka tersebut untuk hari pertamanya.

Gya menarik napas dalam. Hanya dua pelanggan menjadi penguji kesabaran di hari ini. Satu ibu-ibu yang mengomel terus-menerus karena jalanan agak macet dan terlihat ingin cepat sampai tujuan. Makanya Bu, kalau bepergian itu kasih waktu cukup buat perjalanan, janji jam sebelas, baru berangkat seperempat jam sebelumnya.

Satu lagi laki-laki berusia sekitar tigapuluh tahunan yang agak genit, bertanya ini itu. Gya lega masih bisa menahan diri untuk tetap menjawab sopan walaupun singkat dan menolak halus saat laki-laki itu meminta nomor ponselnya. Dina mengatakan harus siap menghadapi pelanggan seperti ini, walaupun jarang. Tapi kenapa baru hari pertama aku sudah dapat yang kayak gini, ya? Ah sudahlah, syukur cowok tadi enggak maksa.

Senyum menghiasi wajahnya hingga saat makan malam. Pertanyaan-pertanyaan Papah dan Kiara tentang pengalaman hari itu dijawab dengan bersemangat. Senyum itu sempat menyurut saat mendengar komentar-komentar agak ketus Mamah sembari membanding-bandingkan dengan pekerjaan Kiara. Mungkin beliau masih tidak rela anak sulungnya menjadi sopir taksi online. Namun, akhirnya Gya memutuskan untuk tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut. Yang penting Mama sudah enggak ngotot lagi menjodohkan aku sama Dhika. Misinya berhasil! Ia bermaksud berterima kasih kepada Mala.

Senyum Gya kembali tersungging sewaktu mengikuti percakapan di grup Whatsapp Driver Pasteur seusai makan malam. Mereka menanyakan pengalaman pertamanya menjadi sopir taksi online. Seperti biasa Aqila dan Farhan saling timpal dan masih menggodanya membuat keseruan grup terjadi lagi hingga tercetus ajakan kopdar.

 

Rezi Still Available: Kopdar aja yuk. Sabtu ini? Kamu pasti semangat kan, Qila? Jadi enggak perlu merengek-rengek lagi sama Dina minta kopdar.

qila D Ruang Bisnis: Sialan! Kamu saja yang kepo pengin lihat Gya kan, Bang? Ngaku! Pasti Bang Farhan sudah lihat PP-nya, kecewa cuma gambar cokelat.

Rezi Still Available: Nah, ketahuan siapa yang kepo. Buktinya kamu tahu PP-nya cokelat.

Lihat selengkapnya