LACUNA

shereenese
Chapter #4

[4] A Girl Named Niana

♪ ♪ ♪

Hari Senin kali ini adalah hari yang penuh duka bagi Niana, dimana dirinya mengalami insiden bangun kesiangan, tidak sarapan, telat datang ke sekolah juga telat mengikuti kegiatan upacara yang menjadi alasan kenapa dirinya harus berlari mengelilingi lapangan sekarang.

15 putaran sudah Niana laksanakan, Bu Bertha selaku guru BK di SMA Bintara baru saja selesai memberi wejangan bagi murid-murid yang datang terlambat tak lupa juga mengingatkan mereka agar segera kembali ke kelas masing-masing.

Namun Niana tak begitu mengindahkan ucapan guru BK dengan sanggul cetar membahana itu, buktinya sekarang kakinya berjalan ke arah yang berlawanan dari kelas nya berada.

Kemana lagi kalau bukan kantin.

"Pagi Ibu zheyeng!" sapa Niana yang kelewat ramah pada Ibu Kantin.

"Nasi goreng sama air mineral dingin?" tanya Bu Ani seraya memastikan, yang sepertinya sudah hafal dengan pesanan Niana saat datang ke kantin di jam-jam pagi seperti ini.

Niana mengangguk semangat. "Aku tunggu ya, Bu."

Niana memutar tubuhnya, mata nya tiba-tiba memanas rasanya seperti ingin menangis tapi tidak bisa.

Niana menutup matanya sejenak sembari mengatur nafas setelah itu dia bergegas menuju bangku kosong yang terletak di pojokan.

'Mama kapan buatin Niana sarapan?'

♪ ♪ ♪

Regi memperhatikan gerak-gerik teman-teman perempuan satu kelas nya yang sedang heboh bermain basket.

Sesekali ia terkekeh geli saat melihat adegan konyol teman-teman nya yang bisa di pastikan tidak mengerti dengan cara memainkan bola oranye itu.

"Nih, Gi." Regi dengan sigap menangkap satu botol air mineral dingin yang baru saja di lemparkan oleh Rey.

"Belum ma—"

"Katanya, dia nggak bisa kesini soalnya ada pelajaran Bahasa Inggris." ujar Rey, memotong ucapan Regi.

"Siapa?" tanya Regi walaupun 99% pikirannya langsung mengarah kepada Niana namun tidak ada salahnya kan bertanya, kan masih ada 1%.

"Niana Azzura. Siapa lagi yang hobi beliin lo Aq*a kecuali dia." sahut Rendy seraya ikut bergabung.

Rey terkekeh saat melihat Regi meletakkan air mineral itu di lantai. "Lo yakin nggak tertarik sama dia?" goda Rey sambil menaik turunkan alisnya.

Regi hanya menggedikan bahu sebagai jawabannya, namun sedetik setelah itu dia langsung menggeleng.

Rendy menepuk pundak Regi dan mendekat seolah berbisik walau kenyataannya suaranya tidak di pelankan sama sekali.

"Gue denger hari ini ada anak baru. Cowok, Bro. Dan tadi gue lihat Niana masuk kelas bareng si anak baru. Lo yakin ikhlas kalo dia nggak ngejar lo lagi?"

Regi berdecak lalu tangannya beralih menempeleng kepala Rendy.

"Bilangin ke anak baru nya, kalo bisa suruh punggut tuh cewe sekarang juga, pelet sekalian kalo bisa. Jangan kasih lepas."

♪ ♪ ♪

Niana berjalan dengan santainya seolah dia tidak sadar telah berbuat salah karena tidak segera masuk kelas walau gurunya sudah menyuruh dia kembali ke kelas sejak 31 menit yang lalu.

Di depannya sekarang ada dua manusia, yang satu Miss Lia, guru Bahasa Inggris yang sekaligus menjabat sebagai wali kelas nya.

Dan yang satunya lagi, yang berjalan tepat di depannya, dan yang sedari tadi ia ikuti langkah kaki nya, dia anak baru di kelasnya.

Niana tidak mengenalinya namun dengan senang hati dia akan mengenalkan pemuda itu ke teman-temannya.

"Kamu tunggu disini sebentar ya." ucap Miss Lia yang langsung di balas anggukan oleh anak baru tersebut, ralat, bukan hanya oleh si anak baru namun juga dengan gadis yang bersembunyi dibalik punggung pemuda itu.

Lihat selengkapnya