Pengantar Naskah ini telah dimulai lebih dari dua belas tahun yang lalu.Ketika dunia belum demikian cepat berputar, ketika internet belum merajai hari-hari, ketika sumber bacaan penulis adalah buku-buku di perpustakaan serta kliping koran. Tidak seperti masa sekarang; saat dunia dalam genggaman dan cukup ketik di mesin pencari, maka didapat semua informasi. Sepuluh hingga lima belas tahun yang lalu, seorang penulis harus rela mencari tumpukan majalah bekas. Pergi ke toko loak. Bertanya pada teman-teman, tukang rombeng atau siapa pun yang dapat dimintai bantuan: adakah buku atau bahan bacaan yang kiranya sesuai dengan tema yang akan ditulis? Di masa seperti itulah, Lafaz Cinta dilahirkan. Ia lahir sekitar tahun 2005. Sungguh, masa lalu tidak selamanya suram, hanya karena masa itu tidak ada kecanggihan
yang membantu sepak terjang manusia. Justru, ketika kita memburu informasi tentang negara-negara yang belum pernah dikunjungi dari berbagai sumber, rasanya begitu penuh tantangan dan imajinasi. Membeli buku agenda tahunan agar dapat menemukan alamat Kedubes negara sahabat di Jakarta, mengirim surat permohonan ke kantor Kedubes tersebut, melengkapi dengan am- plop dan prangko balasan, menanti harap-harap cemas.
Alangkah bahagianya saat kantor Kedutaan Besar negara asing mengirimkan balasan berikut brosur, pamflet, majalah, dan CD!Lafaz Cinta, novel ber-setting Belanda hadir pertama kali belasan tahun silam. Novel ini meraih predikat best seller dan naik cetak hingga berkali-kali. Bila pem- baca membeli versi bajakannya pun, tersedia di pasar buku yang murah meriah. Tentu, jangan berharap cover yang prima, kertas yang bagus, juga halaman utuh! Buku bajakan Lafaz Cinta berharga setengah hingga seperlima dari harga aslinya; tetapi pembaca serasa menemukan potongan iklan koran di dalamnya. Lafaz Cinta edisi republish atau edisi penerbitan kembali, kali ini dilengkapi dengan pernak-pernik yang akan memperkaya situasi. Membuat pembaca kekinian lebih nyaman dan mengerti. Dilengkapi anotasi dan catatan kaki yang memperjelas, tanpa mengubah cerita utama. Tema peperangan, moral dan persahabatan; juga tentu saja cinta; menjadi tema universal yang ti- dak akan pernah padam. Nikmatilah aroma cinta masa