Lagu Pengantar Tidur Mayat

Hideyo Sakura
Chapter #17

Pengorbanan Terakhir

"Tidak! Aku tidak ingin membunuhnya! Berhenti!" Haikal berteriak ketakutan saat matanya perlahan berubah menjadi hitam.

Aisha mundur, tubuhnya terguncang. 

Tetesan air bercampur darah jatuh dari mata Haikal, membuat pemuda itu menunduk sambil menjerit kesakitan. Sedetik berikutnya, jeritan itu mereda dan berubah menjadi tawa kecil, Haikal menengadah menghadap ke Aisha dengan senyuman culas. 

Aisha dengan cepat mengambil pisau yang diacungkan Haikal padanya. "Jangan mendekat!" ancamnya dengan suara gemetar. kedua alisnya terangkat dan bertaut di tengah dahi, seolah meneriakkan permintaan bantuan.

Haikal hanya diam, tatapannya penuh ragu. Kepalanya mulai berdenging hingga dia kembali mengerang kesakitan. Dia terus menggelengkan kepala sambil berteriak parau, “Keluar kamu, Anwir! Tinggalkan kami!”

Menyadari itu Haikal, Aisha pun melangkah maju.

Sepupu terdekatnya itu menoleh ke Aisha dengan air mata mengalir. “Maaf, aku jadi-” 

Sebelum menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara retakan dari leher Haikal yang terputar paksa menghadap samping, membuat telapak kaki Aisha terpaku di tempat karena syok. Kedua mata pemuda itu kemudian melirik tajam ke Aisha.

Sambil mengumandangkan tawa jahat, pemuda itu menusukkan tangan ke perut Aisha. Gadis itu terbelalak. Perutnya mulai memuntahkan darah. Tangan pemuda itu terus saja memutar di bagian dalam tubuh Aisha, menancapkan keperihan yang tak terperi.

Perlahan-lahan, Aisha kehilangan kilau matanya dan berhenti bergerak. Aneh. Di tengah kegelapan yang menyesakkan, sekonyong-konyong semua terasa sangat jernih. Seperti pita film yang diputar, sang gadis melihat dirinya sebagai anak kecil yang ceria, tertawa bersama ibunya di taman belakang rumah. 

Kehadiran sang ayah, bertumpuk dengan seluruh senyuman lembut dan tatapan penuh kasih sang ibu di setiap hari-hari mereka, berseling dengan bayangan tergelap dari makhluk-makhluk gaib yang berkeliaran, hingga kesedihan saat sang ibu pergi. 

Semua berkelebat cepat tetapi sangat mudah dipahami. Gadis itu menyaksikannya dengan … damai. Lagu pengantar tidur kecil terdengar dari kerongkongan sang gadis. 

Lelaki yang sedari tadi berada di sisinya tersenyum sambil menggendongnya keluar rumah. "Sekarang, lagu pengantar tidurku, Sayang …," ucapnya lirih sambil melewati jenazah wanita tua. Dia pergi ke hutan, mendengarkan lagu pengantar tidur yang terus didendangkan sang gadis.

Lihat selengkapnya