Blurb
Menjalin asmara dengan Mais membuat Panggih mabuk kepayang. Pemuda itu mengabaikan pendidikan, ibunda tersayang, dan yang paling parah, dia melupakan Tuhan.
Sayangnya, segala pengorbanan itu justru berujung petaka. Panggih nyaris gila saat Mais memilih menikah dengan laki-laki pilihannya. Tak berselang lama, ibu yang selama ini dia kecewakan, akhirnya berpulang.
Amarah, kecewa, penyesalan, dan duka menyatu menjadi dendam yang akan selalu Panggih genggam. Bahkan, dia menyalahkan takdir Tuhan yang dianggap tak pernah berpihak kepadanya.
Dosa demi dosa terus Panggih jemput seiring dengan kehilangan orang-orang yang dicintainya. Dia tersesat terlalu jauh, bertekad mencari Tuhan untuk menuntut keadilan.
Mampukah Panggih menemukan Tuhan, dan melepaskan dendam yang menjeratnya begitu dalam?