Lakon

Putriyani Hamballah
Chapter #12

Selamat Datang Kembali

“Lingga,” lirihku di ambang pintu.

Oliv terlonjak, menghampiri Lingga sambil berkacak pinggang. Tangannya siap mengayun dan aku menahannya. Jangan sakiti dia meski dia sakitin aku. Napas Oliv terlihat naik turun. Sebagai teman yang selalu mendengar keluhanku tentang laki-laki yang suka Oliv bilang brengsek, ya aku mengerti juga menghormati perasaan Oliv sampai naik pitam begitu.

Aku juga sama, aku juga marah.

Oliv memberiku ruang, dia pamit untuk pergi ke kedai susu yang berada di dekat lobi apartemen. Sebelum menghilang, Oliv berpesan, “Kalau lu disakitin lagi sama nih cowok, teriak aja dari balkon, oke?” Aku mengangguk kemudian Oliv pergi masih dengan napasnya yang naik turun.

Tubuhku yang mungil berjajar dengan Lingga yang jangkung. Kepalaku harus mendongkak untuk melihat kedua matanya. Lingga tanpa ekspresi. Dia berdiri tegap dan terlihat ada lencana di balik jaketnya menggantung di dada. Apa dia detektif kepolisian?

“Aku mau marah sama kamu. Jahat banget sih sama aku,” ucapku gemetar dan inilah saatnya menghujani Lingga dengan segala perasaan yang selalu membuatku frustasi. “Ngasih janji buat terus bikin aku baik-baik saja, ngasih janji mau ngomong sama aku di Pangandaran. Eh terus ngilang kayak ninja. Bikin panik, cemas dan kangen nggak tertahan. Terus pake benci sama WhatsApp segala waktu di SMK, yang jadinya membuatku terus kirim kamu SMS yang nggak pernah dibalas,

“Terus kemarin-kemarin muncul di komentar unggahan videoku di Instagram. Akunnya di gembok. Kamu ingkar janji, Lingga. Dan aku malah tersiksa karena sudah janji bakalan buka kasus kematian Ambu bareng kamu, sementara kamu ngilang gitu aja,

“Enak ngegituin aku? Puas? Ah bodoh ... aku bukan pacar kamu. Tapi aku sakit hati karena kamu itu teman baikku.” Bohong, aku sakit hati karena hatiku tidak dibalas hati lagi oleh kamu, Ngga.

“An ...” Oh ya ampun panas sekali mataku. Aku rindu mendengar suara itu. Aku rindu Lingga memanggilku "An". Mataku bocor lagi oleh air mata sambil terus menatap Lingga yang tidak jelas karena penglihatan kabur. Dia masih berdiri tegak seperti sedang upacara bendera.

Lihat selengkapnya