Tidak akan aku kirim SMS lagi, nomor Lingga sudah di blokir karena lupa registrasi ulang katanya. Semua pesan yang kukirim biar jadi kenangan saja.
Lingga nampak segar sekarang. Wajahnya sudah tidak tertekan setelah kasus pembunuhan di apartemen sudah di tutup meski belum ditemukan pelakunya. Benar-benar tidak ada jejak. Cerdas sekali macam pembunuh di film-film.
“Kamu nggak ada tugas?” kataku sambil meletakkan gelas berisi jus mangga. Lalu duduk di sofa, di samping Lingga. Lingga menoleh lalu menggeleng.
“Nggak ada, An. Oh iya, keren euy suara kamu dan main gitarnya makin jago juga,” kata Lingga membuat tersipu juga salah tingkah.
“Biasa aja atuh, Ngga,” sahutku lalu terkekeh. Lingga menatap dengan mata hitamnya, dia terus menatapku sambil tersenyum miring. Aku semakin salah tingkah sekaligus sulit bernapas. Ngapain sih pake lihatin aku kayak gitu, mau bikin hatiku meledak, hah? Oke jantungku mulai tidak karuan dan adegan ini sungguh kayak adegan di drama Korea. Situasinya seakan menjadi slow motion ketika Lingga mengedipkan mata secara perlahan. Lingga oppa! Saranghae!
“Mau aku nyanyiin nggak?” tanyaku memecah situasi yang berasa sedang syuting Drakor ini. Lingga menunduk lalu membawa gelas jus mangga kemudian meneguknya dengan teratur.
“Boleh atuh. Udah lama aku nggak dinyanyiin kamu, An,” sahutnya. Kapan terakhir kali aku bernyanyi untuk Lingga? Oh kira-kira waktu sebelum Ujian Nasional. Dengan begitu, aku segera berdiri untuk membawa si Enon. Kubawa juga tripod beserta kamera. Sambil menyelam minum air, sambil menghibur Lingga sekalian buat konten.
“Kamu di belakang kamera saja,” kataku sambil sibuk meletakkan kamera di atas tripod. Lingga setuju, dia langsung mengubah posisi duduknya. Setelah semuanya siap, aku pun memulai pertunjukan.
Saat jumpa kita pertama, kulangsung jatuh cinta
Walau kutahu kau ada pemiliknya
Ya, awal bertemu dengan Lingga, banyak teman sekelas menggosip bahwa dia sudah memiliki kekasih. Aku kembali memetik gitar, sesekali memfokuskan mata ke kamera, kunci gitar dan juga Lingga yang terdengar tekekeh sambil mengangguk-anggukan kepala sesuai irama.
Tapi kutak bisa membohongi hati nurani
Kutak bisa menghindari gejolak cinta ini
Kupejamkan mata agar supaya lebih menghayati. Lalu saat melek lagi, aku tersenyum ke arah Lingga yang sedang menatapku dengan lembut. Tangannya menompang dagu dan kakinya disilangkan santai. Lingga tersenyum miring lagi. Hatiku berdesir membuat hampir salah ganti kunci nada.