Sudah berapa hari tanpa kabar dari Lingga sekarang? Terakhir dia masih membalas pesan singkatku tapi sampai saat ini belum juga ada kabar. Mungkin dia sedang bertugas. Mengingat dia seorang polisi, aku meringis membayangkan kejadian berbahaya yang mungkin saja sedang Lingga hadapi sekarang.
Hanya saja, tolong simpan dulu rasa khawatir kepada Lingga. Sekarang yang lebih mengkhawatirkan adalah latihan untuk pentas belum juga terlaksana. Sudah hampir satu minggu latihan terus dibatalkan. Semakin tidak latihan, tidak juga akan merubah kalau jadwal pentas semakin dekat. H-2 sekarang!
John Holmes mengedikkan bahu ketika aku bertanya entah apa yang merasuki anggota lain yang seenaknya membatalkan tanpa penjelasan yang akurat.
“So sorry, Sundulu. Saya tidak bisa berbuat banyak karena saya juga sudah berusaha menghubungi mereka. Tapi ya ... beginilah hasilnya.”
Ya aku mengerti tapi semua ini hanya membuatku semakin frustasi. Jika memang mereka hanya membutuhkan latihan satu hari menuju waktu pementasan, aku sangat tidak setuju meski mereka sudah jago akting. Persiapan yang matang itu lebih baik ketimbang persiapan dadakan.
Tapi baiklah, mari tetap berpikir postitif dan tunggu esok dan esoknya lagi. Jika masih tidak ada yang latihan, ya terus mau ngapain? Berubah jadi monolog? Apa pun penggantinya tentu saja masih sama-sama membutuhkan LATIHAN.
John pamit ingin membelikan es campur untukku dan aku pergi ke ruang latihan. Lalu duduk bersila di lantai kayu dingin sambil melihat diri dari pantulan cermin. Kuacak-acak rambut sebagai tanda bahwa aku benar- benar marah, kecewa dan frustasi.
Ternyata menjadi seorang pemimpin itu tidak semudah ayam yang terus diikutin oleh anak-anaknya. Ini mah memimpin manusia yang emang punya egonya masing-masing.
“Argh!!” erangku lalu tersungkur di lantai. Memeluk lutut dan tidur.
*
Selimut tebal dan bantal empuk menjadi objek yang aku pikirkan ketika membuka mata. Kemudian merasakan perut mual juga pusing kepala. Wah ini mah tidak beres, aku tidur di lantai dengan tempratur AC yang dinginnya menusuk seperti AC minimarket.
Ada mangkuk berisi es campur di sampingku terlihat sudah tidak segar lagi. Lalu kuronggoh ponsel dari saku celana. Jam menunjukkan pukul 11 siang!