Lakuna

yuliandap
Chapter #1

Pinjam Pulpen

Masuk sekolah itu pukul tujuh kurang lima belas menit tapi Ical berani-beraninya datang pukul tujuh lebih sepuluh menit. Nggak ada rasa bersalah pula. Berasa sekolah punya tu cowok kali makanya bisa santai begitu padahal yang piket hari itu Pak Adang. Meskipun beliau baik dan friendly habis sama murid-murid, urusan mendisplikan murid lain cerita. Hukumannya nggak main-main bikin murid-murid yang pernah terlambat waktu beliau piket ogah terlambat lagi.

Ical nyengir, memberi hormat dari jauh saat melihat Pak Adang sudah bersedekap dada di depan piket bersama murid lain yang sudah menyelesaikan hukuman. Mereka sedang meminta surat izin masuk. "Pagi, Pak."

"Berapa menit terlambatnya, A?" kata beliau lugas.

"Lima belas menit, Pak."

"Lari berapa keliling berarti?"

"Tiga keliling, Pak."

Peraturannya, tiap terlambat lebih dari lima menit bakal dikasih hukuman lari keliling lapangan satu putaran, berlaku kelipatan.

"Cepat lari!"

"Siap, Kapten!" Ical memberi hormat layaknya prajurit pada kapten sebelum melaksanakan hukuman.

Selesai lari dia kembali ke piket, meminta surat izin masuk. "Mau minta surat izin masuk, Pak," kata tu cowok dengan tas tersampir di bahu sebelah kanan dan napas naik-turun.

"Can beres, A."

"Naha, Pak? Kan lari tiga keliling. Udah beres atuh."

"Khusus kamu mah ada tambahan." Pak Adang memberikan empat lembar kertas HVS kepada tu cowok. "Nih tulis di dinya 'saya berjanji tidak akan terlambat lagi'. Fullnya, A."

Ical meringis. "Naha cuma saya, Pak? Ai yang lain mah nggak."

"Mau disuruh bersihin toilet?"

Lihat selengkapnya