Pagi itu sekolah digemparkan oleh kedatangan Yasa dan Nata dari mobil yang sama. Pakai acara tu cowok menggandeng Nata segala. Anak-anak jadi berpikir mereka udah jadiankan. Kejadian ini langsung jadi buah bibir satu sekolah.
Sepanjang jalan menuju kelas mereka sukses menjadi pusat perhatian. Yasa yang suka jadi pusat perhatian sedangkan Nata nggak nyaman jadi pusat perhatian. Namun, Nata berusaha terlihat nyaman dengan menaikkan dagu sedikit tinggi supaya mereka nggak terang-terangan menatapnya.
Di tangga menuju kelasnya, dia berpapasan dengan gerombolan anak kelas IPS 3. Ada Ical di sana. Mereka sempat bertatap cukup lama dan akhirnya Nata memutus kontak mata antara mereka.
"Jadian?" tanya Geo menatap sepasang sejoli yang baru melewati mereka.
Ical mengedikan bahu menatap Nata dan Yasa makin jauh.
Di depan kelas, Yasa melepaskan genggaman. Dia tersenyum lembut sambil mengelus pucuk kepala tu cewek. "Gue ke kelas ya?"
Nata mengangguk.
Selepas Yasa pergi dia masuk ke kelas. Nata langsung diserbu tatapan penasaran dari teman-temannya. Namun, Nata mengabaikan hal tersebut. Dia duduk tenang di bangkunya.
"Nata." Violet berbalik menatap Nata horor. Kanaya juga.
Nata menatap keduanya heran.
"Lo jadian sama Kak Yasa?" Pertanyaan itu yang pengin banget mereka dengar jawabannya. Bukan Kanaya dan Violet saja tapi banyak orang yang ingin tahu kebenerannya seperti apa.
"Kelihatannya?"
Keduanya mengangguk.
"Ya gitu."
Mereka berdua melolot. Kaget.
"Serius, Nat."
"Serius."
"Anjir demi apa!" Suara Violet kelewat kencang itu membuat seisi kelas menatap mereka. "Lo beneran jadian sama Kak Yasa?"
Nata meringis. Menyesal telah memberitahu tu cewek.
"Nat, kok nggak cerita sih."
"Kapan jadiannya anjir, Nat."
"Ihh curang nggak bilang-bilang."
"Tau tuh."