Blurb
Sosok yang melupakan rasa hidup pada dirinya. Entah sejak kapan dia mulai memikirkan perasaan itu.
Mungkin sejak timbul kesadaraan masa kanak-kanaknya. Ia mulai mengerti rasa. Bahwa pertama ia kecewa kepada ibunya. Ibunya yang semula demikian manis dan pengasih. Kemudian ibunya berubah, entah sejak kapan. Mungkin sejak Bapak tidak pulang selama dua hari dalam seminggu. Kemudian Bapak tidak pulang enam hari dalam seminggu. Kemudian Bapak tidak pulang seminggu dalam satu bulan. Kemudian Bapak tidak pulang tiga minggu dalam sebulan.
Tapi Ibu tidak tampak murung. Hanya berubah pendiam. Malah seiring berjalan hari, ibunya terlihat sering sumringah dan merona. Ibu memiliki perhatian pada sesuatu yang membuat ia bahagia. Ibu mulai senang bersenandung. Ibu senang terlihat cantik. Ia senang mendengar Ibu bersenandung. Hingga kemudian ia tahu, ibu sedang tidak menyenandunginya. Ia merasa cemburu hingga napasnya sesak tersedak-sedak.
Dia mejalani khidupannya secara rutin. Mungkin dia menarik diri dari ketertarikan merayakan hidup. Mungkin dia dulu sering bersedih. Mungkin dia dulu sering menderita. Mungkin karena dia dulu membenci. Kemudian dia bermain sebagaimana orang melakukan rutinitas hidup. Dia menjalani tanpa rasa.
Kemudian banyak peristiwa yang membuat ia mengerti. Ia tidak menjadi apa-apa untuk hidup. Masa kanak-kanak, remaja dan dewasa ia jalani dengan tanpa rasa dan bertanya-tanya. Sambil mencari-cari untuk apa orang menjalani rutinitas hingga mati. Ia sering terkejut dengan perubahan yang dilaluinya. Ia jatuh cinta, mungkin seperti itu dinamakan orang, tapi jatuh cinta yang janggal. Dia merasakan janggal.
Banyak peristiwa mengikuti jalan hidupnya kemudian. Namun ia tahu, suatu saat hidup akan membuat perhitungan dengannya. Ia tidak takut, kehidupan akan kecewa kepadanya. Sebab dia memang tidak pernah merasa hidup. Hingga hidup pun merampas dia darinya....