Mataku membulat, pikiranku dibanjiri tekad. Hanya otot-otot persendianku yang kukendorkan. Buku-buku berat yang kutenteng di tangan akan menjadi alat falsifikasiku hari ini. Sebuah upaya untuk mengkonfirmasi fakta di masa lalu yang sudah terpisah ruang maupun waktu.
Kutatap dengan mantap bangunan fakultas yang dominan berwarna biru tua cerah di depanku. Bergaya corak layaknya bangunan kampus pada umumnya dengan sentuhan atap tradisional dan bubuhan motif penyangga kitab suci Al-Qur'an sebagai ornamen di halaman depan. Lamat-lamat kulangkahkan kakiku menuju perpustakaan di salah satu ruangannya.
Setiap anak tangga yang kujejaki mengeluarkan bunyi yang seolah menyapa para penghuni. Tentu saja aku satu dari ratusan penghuni yang sudah lama menjadi pendidik di sini. Semakin kuselami tempat aku mengabdi, semakin aku bersyukur kepada Tuhan yang maha pemberi. Allah itu memang terlalu baik. Tak pernah kusangka aku bisa berada di posisi ini.
Maka atas rasa syukur itu, aku ingin menagih satu janji. Janji dari masa lalu yang hingga saat ini belum pernah bisa aku mengerti. Layaknya teka-teki, itu menghantuiku sejak bertahun-tahun lalu. Hari ini adalah hari dimana aku beritikad baik untuk menghabiskan dahaga keingintahuanku.
Tak pernah terbayang olehku hari dimana aku menggenapi nubuatan itu akan tiba. Masih begitu melekat sentuhan hangat tangannya di pundakku dahulu. Dengan nada berbisik ia berkata, "tunggulah sampai hari itu tiba. Takdirmu akan mengungkapkan semua rahasianya."
Apa dayaku. Jadi kutunggu saja sampai hari itu. Dan mungkin inilah harinya.
Aku mulai masuk, melangkahkan kaki ke dalam ruang perpustakaan. Beberapa pustakawan berkerudung mengangguk menyambut, tersenyum ramah ke arahku, begitu pula beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang siang ini lumayan memadati ruang perpustakaan fakultas kami. Sebagian dari mereka mengenaliku sebagai salah satu dosen pengajar mereka.
"Sudah dapat buku yang dicari kemarin, Pak?" tanya salah seorang pustakawan.
"Sudah. Nanti setelah selesai aku pelajari, buku-buku ini akan jadi koleksi di sini."
"Alhamdulillah, Pak. Seperti apa ya bukunya? Kalau Bapak saja kesulitan mencarinya, pastinya itu referensi langka dan susah nemunya."
"Beberapa ada yang saya sudah punya, sebagian koleksi pribadi milik kolega, dan beberapa lainnya memang harus dipesan dari luar negeri karena belum ada versi terjemahannya."
"Oh, iya, Pak." Sahut pustakawan muda berkerudung jingga.