Terangnya sinar matahari bagaikan lampu sorot yang diarahkan kepada aktor yang sedang berada di puncak kesuksesannya. Teriknya musim panas itu bakalan membuat kebanyakan orang berlindung didalam rumah untuk melindungi kulit putih nan indah mereka. Andaikan saja orang-orang lebih berusaha untuk membuat kenangan indah daripada berusaha untuk tampak seperti artis Korea.
Seakan tidak memedulikan cuaca dan orang-orang yang berlindung dirumah, kakak dan adik itu asyik berayun-ayun di sebuah ayunan di taman dekat rumah mereka. Senyum dan tawa terpancar jelas di wajah mereka bak dunia milik mereka sendiri.
“Kak, lihat seberapa tinggi aku bisa terbang!” kata sang adik yang masih berusia tujuh tahun. Dia terus mendorong badannya sehingga membuat berayun sangat tinggi.
“Hati-hati nanti kamu bisa jatuh!” kata sang kakak perempuan yang berusia dua tahun lebih tua dari sang adik.
Belum juga peringatan kakaknya sampai di telinganya, si adik terus mengayunkan ayunannya semakin kuat, semakin kuat hingga badannya tidak kuat untuk menahan tekanan gaya dari ayunan tersebut dan membuatnya terlempar jatuh ke tanah.
“Hhhuuaaaa…” tangisnya itu menandakan ketidakpeduliannya tentang betapa cerobohnya dia dan menganggap tangisan sebagai respon yang tepat atas segala akibatnya.