Binatang sudah tentu hewan tapi perbuatan manusia bisa menjadi binatang.
***
Gadis itu menutup mata tak sanggup melihat tapi karena tidak ada suara apapun di telinganya, dia memberanikan diri untuk membuka mata. Di sana ada Juna yang sedang memegang pisau dengan keadaan yang berlumuran darah. Mata lelaki itu mengarah ke sampingnya hingga ia menoleh. Betapa terkejutnya dia, laki-laki yang ingin memperkosanya tadi kini tergeletak tak berdaya.
"Juna," lirihnya takut. Gadis itu bangkit dan segera menghampirinya tapi dia malah mundur perlahan sambil menjatuhkan pisau.
"Cepat pulang atau aku juga akan membunuhmu." Perkataannya membuat dia tersentak. Nila tahu apa yang akan dilakukan setelahnya yaitu memotret sebagai bentuk kepuasan diri.
Seharusnya ia terbiasa dengan semua hal itu tapi melihat Juna yang menghindarinya menjadi terasa aneh. Ada rasa terselip yang sakit di lubuk hatinya.
***
Nila mendapatkan kabar bahwa Jeff lebih dulu pulang disuruh Juna, dia pun melakukan hal yang sama. Menunggu di depan pintu seperti anjing yang menunggu tuannya pulang. Dia sangat cemas hingga menggigit kukunya sampai luka.
"Kau kenapa? Hentikan!" Lembayung merampas tangan gadis itu sambil memperhatikannya.
Lelaki itu sampai bingung dengan keanehan yang dilakukan Nila. Pandangannya selalu kosong, saat tak sengaja menyentuh pundaknya dia malah ketakutan dan mulai berjongkok. Dia berpikir mungkin itu hoby barunya tapi selesai mandi pun dia melihat sepupunya masih setia di depan pintu.
Nila menarik kembali tangannya. Bibirnya pucat, Lembayung bahkan harus mengetes suhu tubuh gadis itu dengan punggung tangannya.
"Tidak usah menyentuhku!" teriaknya dan pergi masuk ke kamar.
Lembayung memegang jantungnya yang hampir copot. Dia merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu. Dengan rambut yang masih basah dia pergi mengetuk pintu. "Kau gak papa? Mau pergi kerumah sakit?"