LANGIT BIRU

Safinatun naja
Chapter #6

PAGI YANG ANEH

Pagi ini lukas tengah sibuk memasak beberapa mie instan kuah, masakan paling sederhana yang pastinya sangat digemari semua orang.

Tak lupa pula ia membuat segelas susu dan teh hangat dengan setengah sendok gula, sembari mendengarkan musik favoritnya. Kesibukannya pagi ini adalah rutinitas yang biasa dilakukan lelaki itu, bahkan bisa dikatakan ia memang sudah lihai dalam menguruskan diri sendiri.

Namun kebisingan yang dilakukannya pagi ini membuat Abil tersentak dari tidurnya, sebab kebetulan kamar abil memnag berada dekat dengan dapur dan kebetulan juga anak itu bukanlah sosok yang sulit dibangunin.

Ia memang mencerminkan kebiasaan Azka, lelaki yang kerap sekali mudah terbangun setiapkali lukas kecil menangis ketakutan setiap tengah malam.

"Papa..!!!" Jerit Abil yang mengawali pagi dengan tangisan kembali, lukas yang merasa tak bisa tenang langsung melepaskan Celemeknya dan mematikan musik dihandphone sembari berjalan memasuki kamar abil.

Lelaki itu bisa melihat jelas abil yang terduduk di atas ranjangnya, ia terlihat berkeringat seakan baru saja mengalami mimpi buruk tentang ayahnya.

"Diamlah! Kau bisa membangunkan tetangga kalau teriak-teriak gitu" Keluh Lukas yang mulai memperlihatkan wajah kesal, tetapi tetap saja abil takkam tahu apa yag saat ini tengah dirasakan lukas sebab ia hanyalah anak berusia 10 tahun yang masih polos dan juga ia mengalami kebutaan yang takkam pernah tahu bagaimana ekspresi wajah lukas yang sudah kusut bercampurnya amarah.

"Aku mau pulang!" Keluhnya lagi, bukannya kasihan lukas malah menjadi jauh lebih kesal akan sikap Kekanak-kanakan abil.

Ia mulai membanding-bandingkan dirinya dengan abil yang sangat berbeda jauh, baginya kehidupan masa kecilnya jauh lebih menyedihkan dari anak itu tetapi kenapa pula abil malah jauh lebih menyusahkan daripadanya.

"Ayo makan!!! Aku sudah masak" Lukas langsung menyerahkan tongkat bantu untuk penyandang tuna netra pada abil, namun tetap saja sejak kemarin abil menolak menggunakan tongkat itu makanya ahmad hanya memberikannya pada lukas dan meminta lukas untuk menuntun Abil .

"Aku gak mau pakai itu!!!" Keluh Abil lagi, ia masih bersikukuh kepada prinsipnya dan tangannya berusaha mencari keberadaan Lukas.

"Hey, kau harus pakai ini supaya gak kesulitan jalan! Masa kau mau menyusahkanku terus..!!!" Lukas langsung memberikan tongkat itu ketangan Abil, namun anak itu tetap keras kepala dan malah membuang tongkatnya.

"Terserahmu aja lah nak, yaudah ayo makan!!!" Lukas malah mengambil kembali tongkat tersebut dan pergi kemeja makan.

Ia bahkan tak berniat membantu abil untuk menuntunnya kemeja makan, meskipun tak bisa dipungkiri kalau sesekali lelaki itu mendongak sekilas kearah abil, ia berusaha memastikan kalau abil tak menabrak apapun saat berjalan kearah meja makan.

Lihat selengkapnya